Internasional

WNI Tertangkap dalam Razia Imigrasi Besar-besaran di AS di Pabrik Hyundai

Avatar photo
5
×

WNI Tertangkap dalam Razia Imigrasi Besar-besaran di AS di Pabrik Hyundai

Sebarkan artikel ini

WNI Tertangkap dalam Razia Imigrasi Besar-besaran di Georgia, AS

Jakarta – Seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial CHT ditangkap dalam razia imigrasi yang dilakukan oleh otoritas Amerika Serikat di Hyundai Mega Site Battery Plant, Ellabell, Georgia, pada Kamis (4/9). Penangkapan ini merupakan bagian dari operasi besar yang melibatkan agen Immigration and Customs Enforcement (ICE), di mana sebanyak 475 orang ditahan.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa CHT tertangkap saat menjalankan tugas di lokasi pabrik. “Benar, ada satu WNI berinisial CHT yang ikut tertangkap. KJRI Houston sudah berkomunikasi dengan ICE Processing Center di Folkston, Georgia, tempat di mana yang bersangkutan ditahan,” ucap Judha dalam keterangan resminya, Sabtu (6/9).

Judha menjelaskan bahwa CHT berada di Amerika Serikat untuk kepentingan resmi sebagai pegawai PT HLI Green Power yang tengah melakukan pertemuan bisnis dengan pihak Hyundai. Ia telah menyediakan seluruh dokumen yang diperlukan, termasuk paspor, visa, dan undangan resmi dari perusahaan. “CHT menjalani perjalanan bisnis selama satu bulan dan telah dilengkapi dengan semua dokumen yang relevan,” tambahnya.

Kementerian Luar Negeri, melalui KJRI Houston, telah berkoordinasi dengan rekan kerja CHT serta pihak Hyundai Mega Site Battery Plant. Namun, hingga saat ini, informasi lebih lanjut mengenai alasan penahanan oleh otoritas imigrasi AS masih belum jelas. KJRI berkomitmen untuk memberikan pendampingan konsuler guna memastikan hak-hak CHT terpenuhi.

Operasi razia imigrasi di Georgia ini memicu perhatian luas di AS, mengingat jumlah orang yang ditangkap. Menurut agen khusus Investigasi Keamanan Dalam Negeri AS, Steven Schrank, mayoritas yang ditahan adalah warga Korea Selatan yang bekerja sebagai teknisi di pabrik Hyundai. Mereka dicurigai tinggal atau bekerja secara ilegal. “Sebagian dari mereka masuk ke AS secara non-prosedural, ada yang menggunakan visa waiver padahal tidak diperbolehkan bekerja, dan lainnya memiliki visa yang telah kedaluwarsa,” ujar Schrank, sebagaimana dilansir CNN.

Proses penggerebekan berlangsung dengan tegang. Sejumlah individu yang terjebak dalam razia berupaya melarikan diri dengan melompat ke kolam limbah, memaksa petugas untuk menggunakan perahu dalam upaya penangkapan. Sementara itu, pihak Hyundai membantah bahwa para teknisi yang ditangkap adalah pekerja resmi mereka. “Hyundai berkomitmen untuk mematuhi undang-undang dan tidak menoleransi pelanggaran hukum,” jelas juru bicara perusahaan.

LG, mitra Hyundai dalam proyek pabrik baterai kendaraan listrik yang sama, menyatakan bahwa mereka terus memantau situasi dan mengutamakan keselamatan karyawan serta mitra kerja. Rasionalisasi razia ini dikatakan sebagai hasil dari investigasi kriminal yang telah berlangsung selama beberapa bulan.

“Tim kami telah mengumpulkan bukti, melakukan wawancara, serta mengumpulkan dokumen yang diperlukan untuk memperoleh surat perintah penggeledahan,” ungkap Schrank.

Dengan situasi yang berkembang, diharapkan Komite Konsuler dapat segera memberikan solusi yang tepat bagi CHT agar hak-haknya selama proses ini tetap terjaga.