Internasional

WHO Butuh US$7 Miliar untuk Perbaikan Fasilitas Kesehatan di Gaza yang Hancur akibat Perang

Avatar photo
9
×

WHO Butuh US$7 Miliar untuk Perbaikan Fasilitas Kesehatan di Gaza yang Hancur akibat Perang

Sebarkan artikel ini

WHO: Gaza Butuh Rp116 Triliun untuk Membenahi Fasilitas Kesehatan Pasca Perang

Jakarta – Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa Gaza memerlukan dana minimal sebesar US$7 miliar, atau sekitar Rp116 triliun, untuk membangun kembali fasilitas kesehatan yang hancur akibat perang. Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan kondisi kesehatan di wilayah tersebut sangat mengkhawatirkan, di mana tidak ada rumah sakit yang berfungsi secara penuh. Saat ini, hanya 14 dari 35 rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi.

Kondisi ini diperburuk dengan kekurangan obat-obatan, peralatan medis, serta tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan. Ghebreyesus menekankan bahwa total biaya yang diperlukan untuk memulihkan sistem kesehatan di Gaza mencapai angka yang sangat besar, menunjukkan betapa parahnya dampak dari konflik yang berlangsung.

Selain sektor kesehatan, krisis kelaparan juga menjadi masalah serius di Gaza. Situasi ini tidak menunjukkan perubahan signifikan sejak gencatan senjata yang berlangsung pada 10 Oktober 2023. Menurut laporan dari PBB, kelaparan yang melanda akibat blockade Israel mengakibatkan 411 orang meninggal dunia akibat malnutrisi sejak awal tahun ini. Meskipun gencatan senjata membawa harapan, bantuan yang masuk masih jauh dari memadai.

Dalam perjanjian gencatan senjata tersebut, diatur agar 600 truk bantuan dapat masuk ke Gaza. Namun, kenyataannya, jumlah truk yang berhasil masuk hanya berkisar antara 200 hingga 300, banyak di antaranya berupa truk komersial. Ghebreyesus menekankan bahwa warga Gaza dalam kondisi yang sangat terbatas untuk membeli barang-barang, sehingga kebutuhan pokok masih sulit terpenuhi.

WHO dan organisasi internasional lainnya terus berupaya untuk mendesak agar bantuan segera dikirimkan ke Gaza. Dalam situasi seperti ini, akses yang lebih baik terhadap sumber daya dan bantuan kemanusiaan menjadi sangat penting agar masyarakat dapat mendapatkan perawatan medis dan kebutuhan dasarnya.

Keadaan di Gaza menunjukkan dampak mendalam dari konflik yang berkepanjangan, dan pemulihan sistem kesehatan serta ketahanan pangan menjadi prioritas utama. Ghebreyesus menegaskan perlunya dukungan internasional yang lebih besar untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini, agar warga Gaza mendapatkan kesempatan untuk hidup dengan lebih baik dan sehat.

Dengan demikian, perhatian dunia harus difokuskan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat Gaza, agar langkah-langkah strategis dapat segera diambil dalam upaya pemulihan yang berkelanjutan.