Berita

Warga Tiris Probolinggo Terusik Gempa, 21 Rumah Terkena Dampak

Avatar photo
6
×

Warga Tiris Probolinggo Terusik Gempa, 21 Rumah Terkena Dampak

Sebarkan artikel ini
Gempa tektonik dangkal terjadi di probolinggo 1752902800903 169

Kecemasan melanda warga di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, setelah serangkaian gempa bumi mengguncang kawasan mereka secara beruntun selama tiga hari. Sejak malam Kamis, 17 Juli hingga pagi Sabtu, 19 Juli, tercatat total 64 kali gempa tektonik dangkal yang berimbas pada kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Gempa yang terjadi di wilayah ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di kerak bumi, yang memicu pergerakan pada patahan yang ada di Desa Tiris, Ranu Segaran, Ranu Gedang, Ranu Agung, Jangkang, dan Andung Sari. Fenomena alam ini, yang merupakan gejala dari potensi geologis di daerah tersebut, menyebabkan kepanikan di kalangan warga, terutama saat merasakan guncangan yang berulang dan tak terduga.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mengungkapkan bahwa dari 64 kali gempa yang terjadi, sebanyak 23 di antaranya merupakan gempa susulan dengan kekuatan magnitudo berkisar antara 1,9 hingga 3,3. Laporan awal menunjukkan bahwa dampak dari gempa ini mengakibatkan 21 rumah mengalami kerusakan, baik yang tergolong sedang maupun ringan.

Petugas BPBD, bersama dengan instansi terkait di Forkopimka Tiris, segera melakukan asesmen untuk mengetahui dampak lebih lanjut dari gempa yang titiknya terus berpindah-pindah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua potensi dampak dapat diidentifikasi dan ditangani dengan tepat.

Gempa terakhir yang dicatat terjadi pada Sabtu pagi sekitar pukul 08.00 WIB, dengan magnitudo 1,9. Menyikapi situasi ini, petugas BPBD Kabupaten Probolinggo memberikan bantuan kepada warga yang terdampak, termasuk paket kebersihan, terpal untuk perlindungan, makanan siap saji, biskuit sebagai tambahan gizi, serta paket sandang dan hygiene untuk anak-anak.

Kalaksa BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Sjarief, mengonfirmasi bahwa hingga Sabtu pagi, tidak ada laporan mengenai korban jiwa akibat gempa tersebut. Pihaknya terus melakukan evaluasi bersama instansi terkait dalam rangka penanganan bencana ini. Oemar menyatakan, “Total hingga Sabtu pagi, telah terjadi 64 kali gempa tektonik dangkal, dengan titik yang berubah-ubah. Kami sedang melakukan asesmen dan memberikan bantuan kepada warga yang terkena dampak.”

Sebelum Sabtu, tercatat ada 16 rumah yang terdampak. Namun, pada pagi hari, jumlah tersebut bertambah menjadi 21 rumah setelah adanya lima laporan tambahan yang masih menunggu verifikasi di lapangan. Langkah verifikasi ini penting untuk memastikan keakuratan data dan kebutuhan bantuan selanjutnya.

Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gempa-gempa tersebut termasuk dalam kategori gempa dangkal. BPBD setempat berkomitmen untuk terus melakukan penanganan dan mitigasi bencana, termasuk pemetaan titik-titik gempa yang terjadi untuk memahami arah dan pola aktivitas seismik di wilayah tersebut.

BPBD Kabupaten Probolinggo juga telah menjalin koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), PVMBG, serta BPBD Provinsi Jawa Timur guna melakukan penanganan lebih lanjut dan kajian risiko yang lebih mendalam. Ini menjadi penting agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi kemungkinan bencana di masa mendatang.

Dalam situasi ini, BPBD mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Mereka juga meminta agar warga secara mandiri memeriksa kondisi rumah masing-masing. “Jika terdapat retakan pada struktur bangunan yang membahayakan, segera lakukan perbaikan demi keselamatan,” tegas Oemar.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan masyarakat dapat segera bangkit dari dampak yang ditimbulkan oleh gempa dan kembali melanjutkan aktivitas sehari-hari dengan lebih waspada. BPBD dan instansi terkait berkomitmen untuk selalu siap sedia membantu masyarakat di dalam menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di masa depan.