Berita

Wanita 59 Tahun Jadi Korban Penipuan Kiai Gadungan di Gresik

Avatar photo
3
×

Wanita 59 Tahun Jadi Korban Penipuan Kiai Gadungan di Gresik

Sebarkan artikel ini

Wanita di Gresik Jadi Korban Penipuan Kiai Gadungan, Kerugian Capai Rp 55 Juta

Seorang wanita berusia 59 tahun asal Gresik, Nurmia, menjadi korban penipuan oleh seorang kiai gadungan yang mengaku sebagai pengasuh pondok pesantren di Jombang. Peristiwa tersebut terjadi di pasar Menganti, di mana pelaku berpura-pura bermaksud untuk mendoakan perhiasan dan uang milik korban.

Kapolsek Menganti, AKP Moch Dawud, menjelaskan bahwa penipuan ini bermula saat salah satu pelaku mendekati Nurmia dan bertanya tentang arah menuju Lakarsantri. Sementara itu, pelaku lainnya, yang berpura-pura sebagai kiai, tetap berada di dalam mobil. Setelah korban memberikan informasi arah, pelaku mengajak Nurmia masuk ke dalam kendaraan dengan alasan ingin berbicara dengan si kiai.

Ketika berada di dalam mobil, pelaku yang mengenakan serban dan baju batik itu mulai menggali informasi pribadi tentang korban, termasuk masalah dengan tetangga dan keinginan untuk pergi umrah. Setelah korban menyatakan keinginannya untuk berumrah, pelaku meminta Nurmia melepaskan perhiasan emasnya yang berat total 44,9 gram.

“Korban diminta untuk melepas anting, kalung, dan cincin. Salah satu pelaku membantu membukanya saat korban melepas perhiasan tersebut,” ungkap Dawud. Dalam kondisi terpengaruh oleh janji-janji kebaikan, Nurmia menyerahkan perhiasan tersebut kepada pelaku dengan dalih bahwa mereka akan didoakan untuk panjang umur dan rezeki yang melimpah.

Sebelum meninggalkan mobil, pelaku membungkus perhiasan itu bersama uang sebesar Rp 100 ribu milik korban ke dalam plastik putih, dan meminta Nurmia untuk membukanya setelah salat Zuhur. Untuk semakin meyakinkan korban, mereka meminta agar perhiasan tersebut dibasuh dengan air wudhu, bahkan menyarankan agar air bekas cucian diminum.

Mendapatkan instruksi tersebut, Nurmia tanpa curiga pulang dan baru menyadari bahwa perhiasan yang ia percaya masih ada di dalam plastik tidak lagi berada di sana, setelah ditanya putrinya. “Setelah dibuka, plastik ternyata kosong, dan korban mengalami kerugian sekitar Rp 55 juta,” kata Dawud.

Peristiwa ini menunjukkan bagaimana modus penipuan kiai gadungan dapat menjangkau banyak korban. Masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap individu yang tiba-tiba menawarkan bantuan atau janji-janji menggiurkan, terutama yang berkaitan dengan aspek agama.

Polisi setempat kini tengah melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku-pelaku yang terlibat dalam kasus ini. Kasus Nurmia menjadi pengingat untuk semua, agar selalu berhati-hati dan skeptis terhadap penawaran yang tampak terlalu baik untuk menjadi kenyataan, terutama dalam konteks kepercayaan yang berkaitan dengan agama.

Dengan maraknya kasus serupa di masyarakat saat ini, penting bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan dan saling mengingatkan agar tidak mudah terjebak dalam tipu daya yang menggunakan identitas religius sebagai kamuflase.