Nasional

Unjuk Rasa di DPR Ricuh, Polisi Amankan 276 Pelajar dan Cegah Tindakan Anarkis

Avatar photo
1
×

Unjuk Rasa di DPR Ricuh, Polisi Amankan 276 Pelajar dan Cegah Tindakan Anarkis

Sebarkan artikel ini

Polda Metro Jaya Identifikasi Tindakan Anarkis saat Unjuk Rasa di Depan DPR

Jakarta – Polda Metro Jaya menegaskan bahwa sekelompok orang tak dikenal telah melakukan tindakan anarkis saat unjuk rasa berlangsung di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI di Senayan, Jakarta. Kapolda Metro Jaya, Kombes Ade Ary, menyayangkan aksi tersebut yang terjadi saat sebagian masyarakat menyampaikan aspirasi mereka.

“Pada saat rekan-rekan kami melakukan penyampaian pendapat, terdapat pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki struktur atau koordinator yang jelas. Mereka melakukan tindakan yang merusak ketertiban umum,” ungkap Ade pada wartawan di Jakarta, Kamis.

Tindakan anarkis tersebut meliputi pembakaran bendera, perusakan pagar, CCTV, dan separator busway, serta pencoretan tembok tol. Kelompok ini juga memasuki area jalan tol, yang berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya.

Ade menekankan bahwa kelompok anarkis tersebut tidak menyampaikan aspirasi sama sekali, melainkan hanya menciptakan kerusuhan. Pihak kepolisian mengambil langkah persuasif untuk merespons situasi ini, mulai dari imbauan hingga penertiban.

Kepolisian juga mencegah ratusan pelajar yang berencana bergabung dalam aksi, sebagai respons atas provokasi di media sosial. Hingga pukul 14.00 WIB, sebanyak 276 pelajar diamankan, dan beberapa di antaranya kedapatan membawa alat yang dapat digunakan untuk menyerang petugas.

“Ini sangat disayangkan. Kami bertanggung jawab untuk melindungi anak-anak agar tidak terjerumus dalam tindakan yang berbahaya,” tegas Ade. Tindakan pengamanan ini melibatkan Kapolres setempat, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta pihak sekolah dan orang tua siswa.

Ade juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak terpengaruh informasi yang bisa menyesatkan. Dia menegaskan bahwa situasi di sekitar Gedung DPR/MPR RI telah kembali kondusif, termasuk jalan tol yang telah dibuka kembali. Namun, jalur arteri di sekitar lokasi tetap diperketat pengawasannya oleh petugas.

Korps Polisi memberikan apresiasi kepada buruh dan mahasiswa yang telah menyampaikan pendapat dengan tertib dan kondusif. Namun, dinamika unjuk rasa tersebut menyebabkan ketegangan, yang berujung pada tindakan aparat untuk membubarkan massa. Sejak pukul 15.45 WIB, aparat kepolisian mulai menembakkan gas air mata untuk mengurai kerumunan.

Akibat kericuhan tersebut, layanan transportasi, khususnya KRL, terganggu. PT KAI Commuterline mengumumkan bahwa sejumlah relasi KRL dari Stasiun Tanah Abang tidak beroperasi akibat kerumunan massa di perlintasan kereta api.

Ketegangan di lapangan berkurang setelah aparat berupaya membubarkan masa yang sebagian di antaranya melakukan perlawanan dengan melemparkan kembang api dan batu. Polisi, melalui pengeras suara, terus mengimbau massa untuk segera membubarkan diri agar situasi kembali tenang.

Polda Metro Jaya berharap insiden serupa tidak terulang dan mengajak seluruh pihak untuk menjaga ketertiban demi keamanan bersama. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh provokasi yang dapat menambah ketegangan di masyarakat.