Internasional

Trump Ubah Direktorat Pertahanan Jadi Direktorat Perang

Avatar photo
3
×

Trump Ubah Direktorat Pertahanan Jadi Direktorat Perang

Sebarkan artikel ini

Trump Ubah Direktorat Pertahanan Menjadi Direktorat Perang dalam Langkah Strategis Kebijakan Keamanan

Jakarta, CNN Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengambil langkah kontroversial dengan mengubah nama Direktorat Pertahanan menjadi Direktorat Perang melalui perintah eksekutif. Perubahan ini menyasar Kementerian Pertahanan AS yang kini resmi disebut Kementerian Perang. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk menciptakan citra kepemimpinan yang lebih agresif di arena internasional.

Menurut laporan yang dikutip dari Reuters, pergeseran ini terjadi setelah beberapa sumber internal yang enggan disebutkan namanya mengonfirmasi perubahan kebijakan ini. Direktorat yang sebelumnya berfungsi sebagai bagian penting dari Dewan Keamanan Nasional (NSC) kini berfungsi di bawah pemimpin baru, yang disebut sebagai direktur perang. Mereka berada di bawah pengawasan asisten khusus presiden yang menangani urusan perang.

Seorang pejabat Gedung Putih juga membenarkan perubahan ini dengan menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan langkah strategis guna mencerminkan fokus baru pemerintahan Trump. Dengan menambahkan ungkapan “#WAR!” sebagai komentar singkat, pejabat tersebut menegaskan arah kebijakan yang akan diambil. Penubahan nama ini juga mendapat dukungan dari Marco Rubio, Menteri Luar Negeri AS yang juga berperan sebagai penasihat keamanan nasional sejak Mei lalu.

Meskipun perubahan ini telah disepakati, dampaknya terhadap desain kebijakan pertahanan AS belum sepenuhnya jelas. Penggunaan istilah “perang” dinilai bertujuan untuk menyelaraskan citra Trump sebagai pemimpin yang tidak hanya fokus pada pertahanan, tetapi juga berkomitmen terhadap keamanan dan perdamaian global. Sejumlah pengamat bahkan mendorong agar Trump dinominasikan untuk meraih Nobel Perdamaian berkat langkah-langkahnya dalam diplomasi internasional.

Namun, penggantian nama ini tidak lepas dari kritik. Banyak yang berpendapat bahwa perubahan ini akan memerlukan anggaran besar untuk memperbarui berbagai dokumen resmi di seluruh dunia. Menteri Pertahanan, Pete Hegseth, menegaskan bahwa perubahan ini bukan hanya sekadar penggantian istilah, tetapi juga mencerminkan semangat dan etos pejuang yang harus dimiliki oleh angkatan bersenjata AS.

Direktorat Perang diperkenalkan sebagai unit strategis baru dalam NSC, yang bertanggung jawab atas kesiapan militer dan kebijakan terkait senjata. Meskipun demikian, dampak dari perubahan ini sedikit tereduksi karena pengaruh NSC dianggap menurun selama masa pemerintahan Trump. Banyak staf di NSC yang mengalami pemutusan kerja atau memilih untuk mengundurkan diri, sementara sebagian besar kewenangan kini lebih banyak dialihkan ke Pentagon, Departemen Luar Negeri, dan komunitas intelijen.

Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump berusaha menciptakan perubahan signifikan dalam kebijakan dan strategi keamanan nasional. Dengan mengganti Direktorat Pertahanan menjadi Direktorat Perang, ada harapan agar ada penajaman fokus pada partisipasi aktif AS dalam berbagai situasi geopolitik yang sedang berkembang.

Keputusan ini menambah kompleksitas dalam kebijakan luar negeri AS di bawah kepemimpinan Trump, yang dikenal dengan pendekatan yang berbeda dibandingkan pendahulunya. Masyarakat internasional akan menunggu dan mengamati bagaimana perubahan ini berpengaruh terhadap strategi keamanan global dan respons terhadap tantangan-tantangan yang ada.