Nasional

Trump Tegaskan Israel Akan Kehilangan Dukungan AS jika Mencaplok Tepi Barat

Avatar photo
6
×

Trump Tegaskan Israel Akan Kehilangan Dukungan AS jika Mencaplok Tepi Barat

Sebarkan artikel ini

Trump Peringatkan Israel: Tidak Ada Dukungan AS Jika Mencaplok Tepi Barat

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa Israel akan kehilangan seluruh dukungan dari AS jika negara tersebut memilih untuk mencaplok wilayah Tepi Barat yang merupakan bagian dari Palestina. Pernyataan ini disampaikan Trump pada Kamis (23/10) saat diwawancarai oleh media terkemuka.

Trump berpendapat bahwa tindakan mencaplok tersebut tidak akan terjadi karena ia telah memberikan jaminan kepada negara-negara Arab. Ia menekankan bahwa Amerika Serikat telah memperoleh dukungan signifikan dari negara-negara di kawasan tersebut. “Israel akan kehilangan seluruh dukungannya dari Amerika Serikat jika itu terjadi,” ungkap Trump, ketika ditanya mengenai konsekuensi pencaplokan Tepi Barat.

Lebih lanjut, Trump mengklaim bahwa di bawah kepemimpinannya, situasi di Timur Tengah akan mengalami perbaikan. Ia memperingatkan bahwa jika presiden yang akan datang tidak dihormati, seluruh upaya perdamaian bisa hancur dalam waktu singkat. “Jika presiden yang buruk datang, itu bisa berakhir dengan sangat mudah… Jika mereka menghormati presiden, itu akan menjadi perdamaian jangka panjang yang indah,” lanjutnya.

Sebelumnya, pada bulan September, Trump juga menyatakan bahwa ia tidak akan mengizinkan Israel untuk melakukan pencaplokan Tepi Barat. Menurut laporan yang diperoleh dari beberapa sumber, Gedung Putih telah menjelaskan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa melanjutkan konflik di Timur Tengah hanya akan membuat Israel semakin terisolasi di dunia internasional.

Dalam upaya untuk mencapai perdamaian, Trump mengusulkan rencana yang mencakup 20 poin pada 29 September. Rencana tersebut menyerukan gencatan senjata segera, dengan syarat pembebasan sandera dalam waktu 72 jam. Ia juga mengusulkan agar kelompok Hamas, serta kelompok bersenjata Palestina lainnya, tidak dilibatkan dalam pemerintahan baru di Jalur Gaza. Wilayah Gaza diusulkan untuk dikelola oleh komite teknokrat yang diawasi oleh badan internasional yang dipimpin oleh Trump.

Berkaitan dengan upaya gencatan senjata, pada 9 Oktober, kesepakatan awal antara Israel dan Hamas tercapai, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung selama dua tahun di Jalur Gaza. Kemudian, pada 13 Oktober, Trump bersama pemimpin negara lain seperti Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi gencatan senjata di wilayah tersebut.

Perjanjian itu memuat syarat bahwa Hamas harus membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup dan ditahan di Jalur Gaza sejak awal bulan Oktober. Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan 1.718 tahanan Palestina dari Gaza serta 250 tahanan Palestina yang berada di penjara Israel.

Kedua pihak kini diharapkan dapat mengakhiri ketegangan yang telah berlangsung lama dan mencari solusi damai bagi konflik yang berkepanjangan ini. Dalam konteks ini, perhatian dunia internasional sangat diperlukan untuk mendukung upaya perdamaian di kawasan Timur Tengah.