Internasional

Trump Sebut Solusi Dua Negara untuk Palestina Hadiah untuk Hamas

Avatar photo
1
×

Trump Sebut Solusi Dua Negara untuk Palestina Hadiah untuk Hamas

Sebarkan artikel ini

Trump Sebut Pengakuan Negara Palestina sebagai Hadiah untuk Hamas

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa solusi dua negara untuk Israel dan Palestina justru akan memberikan “hadiah besar” kepada kelompok Hamas. Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB yang berlangsung di New York pada Selasa, 23 September 2023.

Menurut Trump, pengakuan kemerdekaan Palestina oleh sejumlah negara, termasuk sekutunya, akan dianggap sebagai penghargaan bagi Hamas, terutama setelah peristiwa tragis yang terjadi pada 7 Oktober 2023. “Beberapa anggota PBB tampaknya ingin secara sepihak mengakui negara Palestina tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan. Hadiah ini akan terlalu besar bagi teroris Hamas atas kekejaman yang mereka lakukan,” ujar Trump.

Sebagai alternatif, Trump mendorong strategi diplomatik yang lebih konstruktif, yaitu menuntut agar Hamas segera membebaskan sandera-sandera Israel yang masih ditahan. “Daripada menyerah pada tuntutan Hamas, mereka yang mendambakan perdamaian harus bersatu dengan satu pesan yang jelas: bebaskan sandera sekarang,” tambahnya.

Di dalam pidatonya, Trump tidak mencatat dampak dari aksi kekerasan Israel terhadap warga Palestina, yang semakin memburukkan situasi kemanusiaan di Gaza. Sementara itu, sejumlah negara, termasuk Prancis, Inggris, dan Kanada, telah mengakui kemerdekaan Palestina dengan harapan dapat menghentikan bencana kemanusiaan yang berlangsung di sana.

Keputusan beberapa negara Barat ini menuai reaksi keras dari Israel, yang menyebut pengakuan tersebut sebagai dukungan langsung kepada Hamas. Di sisi lain, Hamas menyambut baik pengakuan ini dan mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan nyata guna mengakhiri konflik yang berkepanjangan.

Situasi ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan laporan terbaru menyebutkan bahwa hampir 65 ribu warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah kehilangan nyawa akibat peperangan yang tengah berlangsung.

Pengakuan negara Palestina oleh negara-negara Barat dianggap sebagai langkah penting untuk menghentikan tindakan genosida di Gaza, namun tetap ada risiko escalasi konflik jika tidak ada dialog yang konstruktif dengan semua pihak yang terlibat.

Dalam konteks ini, pesan Trump yang mengedepankan keamanan Israel dengan mengabaikan penderitaan yang dialami warga Palestina menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat internasional. Sebagian pihak menilai bahwa tindakan tersebut justru dapat memperpanjang konflik, ketimbang menawarkan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi kedua belah pihak.

Dengan situasi yang semakin kompleks dan rentan, harapan ada di pundak komunitas internasional untuk menemukan jalan tengah yang bisa membawa perdamaian dan menghentikan kekerasan yang tidak berkesudahan.