Trump Pertimbangkan Dukungan untuk Operasi Militer Israel di Gaza
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa ia akan mempertimbangkan untuk memberikan izin kepada Israel untuk melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza jika kelompok Hamas tidak memenuhi ketentuan perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati. Dalam wawancara dengan CNN, Trump mencatat bahwa situasi dengan Hamas harus segera diselesaikan.
“Apa yang terjadi dengan Hamas – itu akan segera diselesaikan,” ujar Trump pada Rabu, 15 Oktober. Ia menegaskan bahwa Israel akan kembali mengambil tindakan di Gaza jika Hamas menolak untuk melucuti senjata. “Jika Israel bisa masuk dan menghancurkan mereka, mereka akan melakukannya,” tegas Trump.
Meskipun mengutamakan pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup, Trump juga menekankan pentingnya komitmen Hamas untuk mengembalikan jasad para sandera lain dan melucuti senjata. Dalam perkembangan terbaru, Hamas mengumumkan bahwa mereka akan menyerahkan jenazah dua sandera Israel lainnya di Gaza sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, menyatakan bahwa proses pemindahan jasad tersebut akan berlangsung pada pukul 22.00 waktu setempat. Mereka mengklaim telah memenuhi kesepakatan dengan menyerahkan semua sandera yang masih hidup serta jasad yang dapat dijangkau. Namun, Hamas juga menyebutkan bahwa evakuasi jasad yang tersisa memerlukan upaya signifikan dan peralatan khusus, serta mereka sedang berupaya untuk menyelesaikan proses tersebut.
Minggu lalu, Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui untuk memulai tahap pertama dari rencana gencatan senjata di Gaza, yang dimulai pada 29 September. Tahap pertama mencakup pertukaran sandera dan tahanan serta penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah tersebut. Dalam kesepakatan itu, Hamas diharapkan membebaskan 20 sandera dan menyerahkan jasad delapan sandera lainnya, yang akan ditukar dengan hampir 2.000 tahanan Palestina.
Rencana tersebut direncanakan akan berlanjut ke tahap kedua, yang mengatur pembentukan pemerintahan baru di Gaza tanpa melibatkan Hamas, pembentukan pasukan multinasional, dan perlucutan senjata Hamas. Situasi di Gaza telah menjadi semakin kritis sejak serangan Israel meningkat pada Oktober 2023, yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 67.900 warga Palestina, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, serta menjadikan wilayah tersebut hampir tidak layak huni.
Dengan latar belakang konflik yang berkepanjangan ini, pernyataan Trump berpotensi menambah ketegangan dan menciptakan dampak lanjutan terhadap situasi kemanusiaan di Gaza. Pendekatan yang diambil oleh pemerintah AS akan menjadi perhatian dunia internasional, terutama dengan dampak yang ditimbulkan terhadap warga sipil di kawasan tersebut.


 
							







