Trump Ajukan Rencana 21 Poin untuk Perdamaian di Jalur Gaza, Dihadiri Pemimpin Arab dan Muslim
Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengajukan proposal berisi 21 poin yang bertujuan untuk membangun kembali Jalur Gaza, dalam sebuah pertemuan penting dengan pemimpin negara Arab dan Muslim. Pertemuan tersebut berlangsung di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Rabu, 24 September 2023, dan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto, bersama sejumlah pemimpin lainnya.
Utusan Khusus AS, Steve Witkoff, menyatakan bahwa hasil dari pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan “terobosan” yang akan terlihat dalam beberapa hari mendatang. Namun, Witkoff tidak merinci terobosan apa yang dimaksud. “Kami menggelar sesi yang sangat produktif. Kami memaparkan Rencana 21 Poin untuk Perdamaian di Timur Tengah, terutama untuk Gaza,” ungkap Witkoff, seperti dilansir dari CNN.
Selain Prabowo, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Raja Yordania Abdullah II, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Syekh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, serta Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud. Menurut Sekretariat Kabinet Indonesia, kehadiran negara-negara tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam proses perdamaian di Timur Tengah.
Rincian dari proposal Trump mencakup beberapa poin penting, di antaranya pembebasan seluruh sandera Hamas serta gencatan senjata permanen di Jalur Gaza. Rencana tersebut juga menginisiasi suatu kerangka tata kelola untuk pembangunan Gaza tanpa campur tangan Hamas, serta menawarkan Israel kesempatan untuk menarik diri secara bertahap dari wilayah tersebut. Di samping itu, proposal ini mendorong pembentukan pasukan keamanan yang terdiri dari warga Palestina, dengan dukungan tentara negara-negara Arab dan Muslim.
Kehadiran berbagai pemimpin negara dalam pertemuan ini menandakan dukungan umum terhadap sebagian besar isi rencana Trump. Namun, beberapa negara juga mengajukan usulan tambahan, seperti jaminan bagi Palestina agar Israel tidak mencaplok wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza, mempertahankan status quo Yerusalem, serta meningkatkan bantuan kemanusiaan dalam krisis di Gaza. Sejumlah negara menegaskan pentingnya menghentikan agresi di wilayah tersebut serta menjaga status quo Masjid Al Aqsa.
Melalui pertemuan ini, Trump meyakinkan para pemimpin bahwa ia akan memastikan Israel tidak akan melakukan aneksasi lebih lanjut di Tepi Barat. Qatar juga menyampaikan keinginannya untuk tetap menjadi mediator antara Israel dan Hamas, demi menjaga keamanan dari ancaman serangan Israel.
Kesepakatan untuk melanjutkan pembicaraan lebih lanjut dengan Trump diharapkan dapat membuka jalan bagi kemajuan dalam upaya mencapai perdamaian di kawasan tersebut. Sejumlah negara Eropa pun menerima ringkasan mengenai rencana ini dan menilai bahwa inisiatif tersebut mencerminkan upaya baru yang otentik untuk mengakhiri konflik dan mencegah perluasan wilayah oleh Israel.
Dengan pengajuan rencana perdamaian ini, diharapkan ada langkah nyata yang dapat mengakhiri ketegangan dan menciptakan stabilitas di Jalur Gaza dan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.