Internasional

Topan Kajiki Picu Longsor dan Banjir di Thailand dan Vietnam, Belasan Tewas dan Hilang

Avatar photo
2
×

Topan Kajiki Picu Longsor dan Banjir di Thailand dan Vietnam, Belasan Tewas dan Hilang

Sebarkan artikel ini

Dua Tewas, Puluhan Terluka Akibat Longsor di Thailand Imbas Topan Kajiki

Longsor yang dipicu oleh Topan Kajiki merenggut nyawa dua orang di Chiang Mai, Thailand, pada Rabu (27/8). Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan, selain korban jiwa, sebanyak 13 orang mengalami luka-luka, sementara lima orang lainnya masih dalam pencarian.

Desa Ban Pang Ung, yang terletak di wilayah pegunungan, menjadi lokasi paling parah terdampak. Bencana alam ini telah menutup akses desa dengan lumpur dan puing-puing, menyulitkan upaya evakuasi dan penyelamatan. Hujan deras yang menyertai topan juga menyebabkan banjir dan longsor di delapan provinsi lain di Thailand, menambah derita masyarakat setempat.

Di negara tetangga, Vietnam, dampak Topan Kajiki juga sangat mengkhawatirkan. Tercatat tujuh orang tewas, dengan lebih dari 10 ribu rumah hancur dan ratusan hektar lahan pertanian rusak. Kondisi ini menambah kesengsaraan di daerah yang sudah rentan terhadap bencana alam.

Badan Meteorologi Thailand mengingatkan tentang potensi cuaca ekstrem yang terus berlanjut akibat efek sisa dari topan, yang sebelumnya melanda pesisir Vietnam. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi pihak berwenang.

Upaya pemulihan dan pencarian korban dilanjutkan di kedua negara, dengan tim penyelamat bekerja keras untuk mencapai daerah yang terisolasi. Banjir dan longsoran tanah membuat kondisi semakin sulit, terutama di tempat-tempat yang terblokade.

Pemerintah Thailand telah mengerahkan sumber daya untuk membantu masyarakat yang terdampak, baik melalui layanan kesehatan maupun bantuan darurat. Sementara, warga setempat saling bahu-membahu dalam memberikan dukungan kepada korban yang terkena dampak bencana tersebut.

Bencana alam seperti ini menyoroti perlunya peningkatan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan bencana di negara-negara rawan, termasuk Thailand dan Vietnam. Kerja sama internasional dalam penanganan bencana di kawasan juga menjadi semakin penting untuk mengurangi dampak dari peristiwa semacam ini di masa mendatang.

Dengan tantangan yang dihadapi saat ini, harapan masyarakat akan pemulihan yang cepat dan kembalinya kehidupan normal menjadi prioritas utama. Keberanian dan kepedulian yang ditunjukkan oleh masyarakat setempat menunjukkan bahwa solidaritas dalam menghadapi bencana adalah kunci untuk bangkit dari kesulitan.

Melihat situsi ini, kita diingatkan akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapan menghadapi potensi ancaman yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Semoga bencana seperti ini tidak terulang, dan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik dapat diimplementasikan.