Skandal Naturalisasi Memalukan, Tunku Mahkota Johor Siap Terima Tanggung Jawab
Jakarta – Skandal naturalisasi yang melibatkan tujuh pemain sepak bola Malaysia terus memicu kegaduhan. Tunku Mahkota Johor (TMJ), Tunku Ismail Idris Ibni Sultan Ibrahim, menyatakan kesiapannya untuk menghadapi konsekuensi atas masalah ini. Dalam pernyataannya, TMJ menekankan pentingnya transparansi dari pihak berwenang terkait legalitas dokumen yang diserahkan kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
FIFA telah memberikan sanksi terhadap FAM berupa denda sebesar 350 ribu Swiss Franc, setara dengan Rp 7,3 miliar, setelah menemui adanya penyimpangan dalam dokumen naturalisasi ketujuh pemain tersebut. Saat ini, ketujuh pemain tersebut juga tidak diperbolehkan berpartisipasi dalam aktivitas sepak bola selama 12 bulan dan dikenakan denda tambahan masing-masing 2.000 Swiss Franc, atau sekitar Rp 41 juta.
FAM mengklaim bahwa para pemain tersebut memiliki nenek moyang yang berakar dari Malaysia. Namun, FIFA menemukan bahwa beberapa di antara mereka memiliki keturunan dari negara lain seperti Spanyol, Argentina, dan Brasil, yang menciptakan keraguan tentang keabsahan klaim tersebut. Dalam langkah selanjutnya, FAM menyatakan telah mengajukan banding terhadap keputusan FIFA, tetapi media lokal melaporkan bahwa perubahan hukuman tidak akan mungkin terjadi.
Dalam sesi jumpa pers di Subang Jaya pada 25 Oktober, TMJ mengakui bahwa dirinya menjadi sorotan publik karena merekomendasikan ketujuh pemain naturalisasi itu. Ia menyatakan, “Jika ada yang ingin menyalahkan saya atas apa yang terjadi, saya akan menerimanya dengan lapang dada.” Ia menekankan bahwa keputusan terkait legalitas dokumen adalah kewenangan Departemen Registrasi Nasional (JPN) Malaysia.
TMJ berharap JPN bisa memberikan penjelasan yang memadai tentang dokumen-dokumen yang diserahkan FAM. “Jika JPN merasa puas dengan dokumen yang diberikan, itu merupakan hak prerogatif mereka untuk memutuskan,” ujarnya. Ia menyatakan bahwa sebagai pihak yang merekomendasikan, ia siap untuk menghadapi segala konsekuensi yang mungkin timbul dari situasi ini.
Dari segi perspektif lebih luas, TMJ menggarisbawahi pentingnya perjuangan untuk membersihkan citra sepak bola Malaysia yang tercoreng oleh skandal ini. “Saya rasa FAM pasti akan membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Kita harus berjuang hingga akhir dan bersiap menghadapi kemungkinan terburuk,” tegas TMJ.
Kekhawatiran terbesar dalam situasi ini adalah kemungkinan jika FAM kalah dalam proses hukum di CAS, yang tentunya akan berdampak lebih jauh pada reputasi sepak bola Malaysia. Dengan tegas, TMJ menutup pernyataan tersebut dengan komitmen untuk memberikan segala bentuk dukungan bagi FAM dalam menghadapi tantangan yang ada.
Sikap terbuka dan tanggung jawab dari TMJ menunjukkan keseriusannya dalam menangani masalah ini, serta memperlihatkan dukungannya untuk memperbaiki kondisi sepak bola di Malaysia. Kabar terbaru mengenai banding FAM dan langkah hukum ke depan masih ditunggu masyarakat, yang berharap ada solusi terbaik bagi skandal ini.









