Berita

Teror Brebet Motor Massal Usai Isi Pertalite di Jatim

Avatar photo
3
×

Teror Brebet Motor Massal Usai Isi Pertalite di Jatim

Sebarkan artikel ini

Wabah Motor Brebet di Jatim: Pengendara Resah Usai Isi Pertalite

Jawa Timur, khususnya di wilayah Bojonegoro, Tuban, Sidoarjo, hingga Lamongan, kini menghadapi masalah serius terkait motor brebet setelah mengisi bahan bakar Pertalite. Dalam beberapa hari terakhir, ratusan pengendara melaporkan keluhan yang serupa, mulai dari mesin tersendat, kehilangan tenaga, hingga mogok total.

Bengkel-bengkel di daerah tersebut menerima lonjakan jumlah kendaraan yang mengalami kerusakan dengan keluhan yang hampir seragam. Mekanik di Bojonegoro, Suliswanto, mencatat, “Sejak Jumat (24/10) lalu, saya menerima 45 unit motor yang mengalami masalah usai mengisi Pertalite.” Keluhan umum yang disampaikan oleh para pengendara adalah mesin yang tidak berfungsi optimal, serta busi yang cepat mati.

Distribusi Masalah Meluas

Awalnya, keluhan ini muncul di Bojonegoro dan Tuban, namun fenomena ini kini telah meluas ke Sidoarjo. Di daerah ini, ratusan motor juga mengeluhkan permasalahan serupa. Firman, mekanik di Sidoarjo, mengkonfirmasi tingginya angka angka pengaduan. “Dalam tiga hari terakhir, motor-motor yang masuk ke bengkel kami mayoritas adalah tipe Honda BeAT keluaran terbaru dengan sistem injeksi, dan semua mengaku baru saja mengisi Pertalite,” ujarnya.

Laporan serupa juga muncul dari Lamongan, di mana ratusan motor dilaporkan mogok usai mengisi Pertalite di SPBU setempat. “Rata-rata masalahnya adalah brebet dan kehilangan tenaga. Sementara solusinya adalah beralih ke Pertamax,” ungkap Anas, mekanik di daerah tersebut.

Penyebab dan Dugaan Kontaminasi

Beberapa mekanik menduga bahwa fenomena ini mungkin terjadi karena adanya kontaminasi etanol dalam bahan bakar Pertalite yang beredar. Campuran ini diduga dapat memicu gangguan pada sistem pembakaran mesin, khususnya pada motor yang menggunakan sistem injeksi. “Kami menemukan bahwa motor-motor yang mengisi Pertalite cenderung mengalami masalah yang sama. Jika tidak diganti bahan bakar, masalah akan terus muncul,” jelas Anas.

Berdasarkan pengakuan pemilik SPBU, Edi Kusbandono, banyak pelanggan yang melaporkan keluhan serupa. “Kami sudah melaporkan masalah ini ke pihak pusat, namun hingga kini belum ada tanggapan resmi,” keluhnya.

Investigasi dan Tanggapan Resmi

Menanggapi situasi ini, pihak kepolisian di beberapa daerah telah mengambil langkah dengan menguji sampel bahan bakar dari SPBU untuk keperluan analisis laboratorium. Sementara itu, Pertamina juga berupaya merespons keluhan warga dengan mendirikan posko pengaduan di SPBU untuk menampung laporan masyarakat. Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, menjelaskan, “Kami telah mencatat beberapa laporan di media sosial dan sedang melakukan investigasi lebih lanjut.”

Implikasi bagi Masyarakat

Kejadian ini menjadi perhatian serius, mengingat banyaknya warga yang menggantungkan mobilitasnya pada sepeda motor. Pengendara di Jawa Timur dihadapkan pada dua pilihan: melanjutkan penggunaan Pertalite yang berpotensi merusak mesin atau beralih ke bahan bakar yang lebih mahal. Permasalahan ini tidak hanya berdampak pada tingkat mobilitas, tetapi juga dapat mempengaruhi ekonomi lokal, mengingat biaya perbaikan yang harus ditanggung pemilik kendaraan.

Dengan situasi yang masih berkembang, masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat mengisi bahan bakar dan melaporkan keluhan mereka kepada pihak berwenang guna menghindari kerugian lebih lanjut.