Internasional

Sushila Karki Dilantik Jadi Perdana Menteri Nepal di Tengah Kerusuhan Besar-besaran

Avatar photo
2
×

Sushila Karki Dilantik Jadi Perdana Menteri Nepal di Tengah Kerusuhan Besar-besaran

Sebarkan artikel ini

Sushila Karki Dilantik sebagai Perdana Menteri Nepal di Tengah Kerusuhan Sosial

Jakarta, CNN Indonesia — Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, resmi dilantik sebagai Perdana Menteri pada Jumat (12/9) untuk memimpin negara dalam masa transisi. Pelantikan ini dilakukan oleh Presiden Ram Chandra Paudel setelah pengunduran diri Perdana Menteri sebelumnya, KP Sharma Oli, yang diakibatkan oleh demonstrasi besar-besaran di ibu kota Kathmandu.

Karki, yang berusia 73 tahun, menjabat sebagai pemimpin perempuan pertama di Nepal setelah berlangsungnya kerusuhan yang melibatkan ribuan pengunjuk rasa. Presiden Paudel, dalam upacara pelantikan yang disiarkan di televisi pemerintah, menyampaikan, “Selamat! Kami mendoakan kesuksesan Anda dan negara ini.”

Demonstrasi yang berlangsung pada 8 September 2025 diawali oleh protes dari kaum muda yang menentang kebijakan pemerintah yang memblokir 26 platform media sosial terkenal, termasuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, karena tidak mendaftar sesuai regulasi baru. Ketidakpuasan ini, ditambah dengan masalah ketimpangan sosial dan tingginya tingkat pengangguran, memicu kerusuhan luas. Akibatnya, terjadi kekerasan yang merenggut nyawa setidaknya 51 orang, menjadikannya salah satu peristiwa terburuk sejak Nepal mengakhiri perang sipil dan menghapus monarki pada tahun 2008.

Kekacauan di ibu kota memaksa Presiden Paudel mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah Oli, sehingga menciptakan kekosongan kepemimpinan yang memicu peningkatan ketegangan di masyarakat. Angkatan Bersenjata Nepal terpaksa mengambil alih jalan-jalan dengan memberlakukan jam malam untuk mengendalikan situasi yang semakin memburuk.

Terkait penunjukan Karki, suasana menjelang pelantikan diwarnai oleh pertemuan intensif antara Panglima Angkatan Darat, Jenderal Ashok Raj Sigdel, dengan Paudel, serta perwakilan dari kelompok Gen Z. Ribuan aktivis muda memanfaatkan platform daring seperti Discord untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya dan mengajukan Karki sebagai calon pemimpin.

Dalam prosesi pelantikan, Karki mengenakan sari merah dan mengucapkan janji tanpa memberikan pidato resmi. Sikapnya terlihat ramah saat tersenyum dan membungkuk dengan tangan dirapatkan sebagai salam tradisional. Salah satu pengunjuk rasa, Amrita Ban, menyatakan, “Ini adalah momen kemenangan… akhirnya kekosongan kekuasaan telah berakhir.”

Kepala penasihat media kepresidenan, Kiran Pokharel, menyampaikan bahwa sebuah dewan menteri akan segera dibentuk untuk melanjutkan pemerintahan. Dengan pelantikan Sushila Karki, diharapkan Nepal dapat menavigasi masa transisi yang penuh tantangan menuju stabilitas dan perdamaian.