Berita

Stadion Gelora Penataran Blitar Rusak Parah Diterjang Angin Puting Beliung, Kerugian Capai Rp1,5 Miliar

Avatar photo
12
×

Stadion Gelora Penataran Blitar Rusak Parah Diterjang Angin Puting Beliung, Kerugian Capai Rp1,5 Miliar

Sebarkan artikel ini

Stadion Gelora Penataran Diterjang Angin Puting Beliung, Kerugian Capai Rp1,5 Miliar

Blitar, Jawa Timur – Stadion Gelora Penataran di Kecamatan Nglegok mengalami kerusakan parah setelah diterjang angin puting beliung disertai hujan deras pada Selasa sore, 14 Oktober 2025. Akibat kejadian ini, atap tribun utama stadion ambrol total, dengan kerugian material yang diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.41 WIB, saat angin kencang bertiup dari timur ke barat, sehingga atap stadion yang terbuat dari galvalum tidak dapat bertahan. Cukup luas, atap sepanjang 90 meter itu ambrol bersamaan dengan beberapa tiang penyangga yang juga jebol.

Dilaporkan, material atap yang ambrol melampaui area stadion dan menghantam taman di depannya, merusak sejumlah tanaman serta fasilitas umum setempat. “Hasil asesmen dari BPBD menyatakan kerugian diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar,” ungkap Anindya Putra Robertus, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Blitar, kepada wartawan di lokasi kejadian.

Anindya menambahkan bahwa angka kerugian tersebut berdasarkan biaya pembangunan atap tribun yang dilakukan pada tahun 2015, menggunakan dana APBD. Taman yang turut rusak di depan stadion dibangun pada tahun 2019.

Beruntung, kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa atau luka. Namun, stadion yang menjadi kebanggaan masyarakat Blitar harus ditutup sementara waktu karena kerusakan yang terjadi. “Stadion sementara tidak dapat digunakan, dan telah dipasangi police line untuk keamanan karena terdapat kabel listrik aktif di area tersebut,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya penutupan ini untuk mencegah bahaya bagi masyarakat. Tak hanya Stadion Gelora Penataran, peristiwa puting beliung juga dilaporkan melanda beberapa wilayah lain seperti Kecamatan Garum dan Kanigoro, dengan sebuah bangunan sekolah di Desa Slorok yang juga mengalami kerusakan.

Gempa ini menggambarkan dampak cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi, yang dapat menjadi perhatian bagi pemerintah dan masyarakat. Di satu sisi, tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya infrastruktur yang kokoh untuk menghadapi berbagai bencana alam. Dengan kerusakan yang cukup parah, pemulihan Stadion Gelora Penataran diharapkan dapat dilakukan segera untuk memulihkan fungsi fasilitas olahraga bagi warga Blitar.

Ke depan, diharapkan ada langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif untuk mencegah kerugian yang lebih besar akibat bencana serupa. Situasi ini memperlihatkan perlunya kesadaran bersama dalam menjaga dan merawat infrastruktur daerah agar dapat bertahan dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi.