Siswa Sekolah Rakyat Tidak Perlu Dikeluarkan, Program Pembinaan Berkelanjutan Diterapkan
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa tidak ada siswa yang akan dikeluarkan dari Program Sekolah Rakyat, meskipun menghadapi masalah perilaku. Setiap siswa yang bermasalah akan mendapat pembinaan khusus agar tetap dapat bersekolah dan berkembang.
Dalam pernyataannya di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada Senin, Saifullah menjelaskan bahwa tujuan dari Program Sekolah Rakyat adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada anak-anak yang terpinggirkan. “Tidak boleh ada siswa Sekolah Rakyat yang dikeluarkan. Jika ada yang nakal atau mengalami masalah, petugas kami akan memberikan pembinaan yang diperlukan,” ujarnya.
Contoh yang diberikan adalah jika salah satu siswa berperilaku buruk dan mempengaruhi siswa lainnya, Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki fasilitas rehabilitasi khusus. “Kami akan melakukan rehabilitasi, yang mencakup pendampingan medis, psikologis, atau rehabilitasi sosial,” ungkapnya.
Program Sekolah Rakyat dimulai pada Juli 2025 dan telah melibatkan banyak siswa dari berbagai daerah. Saifullah mengakui bahwa terdapat dinamika dan masalah perilaku yang muncul, tetapi pihaknya berkomitmen untuk memberikan pendampingan sampai siswa siap untuk melanjutkan pendidikan mereka.
“Anak-anak ini datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Saya yakin, tantangan ini hanyalah fase awal, karena mereka masih dalam proses adaptasi. Para kepala sekolah dan guru harus bersabar dan memberikan dukungan penuh,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa selama masa perkenalan, penting bagi pendidik untuk merangkul siswa dan memberikan empati.
Saifullah juga menekankan bahwa setiap program pendidikan tentu menghadapi perubahan dan tantangan. “Kami siap menghadapi dinamika ini. Pasti ada anak yang kurang kondusif pada awalnya, tetapi mereka akan tetap dibina dan tidak akan dikeluarkan,” tegasnya.
Dengan program ini, diharapkan sebanyak 16.000 siswa akan mendapatkan manfaat dari kesempatan pendidikan yang ditawarkan oleh Sekolah Rakyat pada tahun 2025. Kementerian Sosial berupaya keras untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa memandang latar belakang mereka.
Menutup pernyataannya, Saifullah Yusuf menekankan pentingnya peran guru dan kepala sekolah dalam proses pembinaan siswa-siswa ini, agar mereka dapat menjalani pendidikan dengan baik dan tidak putus sekolah. Pendekatan yang penuh empati dan kesabaran diharapkan dapat membantu siswa melalui masa adaptasi mereka di lingkungan belajar yang baru.