Serangan Kelompok Jihadis di Nigeria Tewaskan 55 Orang
Jakarta, CNN Indonesia — Sebanyak 55 warga tewas dalam serangan brutal yang dilancarkan oleh kelompok jihadis di timur laut Nigeria. Peristiwa tragis ini terjadi di kota Darul Jama, yang merupakan tempat bagi warga yang baru saja dipulangkan dari kamp pengungsian, pada Jumat malam (6/9). Serangan tersebut dilaporkan oleh relawan dan milisi sipil kepada AFP.
Meski kekerasan yang terkait dengan perjuangan Boko Haram telah menurun sejak puncak konflik antara 2013 hingga 2015, kelompok bersenjata seperti Islamic State West African Province (ISWAP) masih aktif menyerang wilayah pedesaan di timur laut Nigeria. Serangan terbaru ini menyoroti tantangan keamanan yang terus menghantui kawasan tersebut.
Menurut laporan, serangan dimulai sekitar pukul 20.30 waktu setempat, ketika sekelompok penyerang yang menggunakan sepeda motor mendatangi area tersebut, menembaki warga dan membakar rumah-rumah. Malam Bukar, seorang warga yang berhasil melarikan diri bersama keluarganya, menggambarkan suasana mencekam saat itu. “Mereka datang sambil berteriak, menembaki siapa pun yang terlihat. Ketika kami kembali saat fajar, kami menemukan jenazah di mana-mana,” ujarnya.
Pemimpin milisi pemerintah setempat, Babagana Ibrahim, menyatakan bahwa enam tentara juga menjadi korban dalam serangan ini. Sementara itu, angka korban tewas yang dilaporkan bervariasi, dengan sumber LSM internasional yang merujuk angka hingga 64 orang. Hingga kini, militer Nigeria belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.
Sebagian besar korban merupakan keluarga yang baru saja dipindahkan dari kamp pengungsian Government Secondary School di Bama, yang ditutup oleh pemerintah awal tahun ini. Salah satu korban, Hajja Fati, seorang ibu dari lima anak, mengungkapkan kekecewaannya. “Pemerintah bilang kami akan aman di sini. Sekarang kami harus mengubur orang-orang kami,” tuturnya.
Wilayah serangan diketahui berada di bawah kekuasaan Ali Ngulde, seorang komandan Boko Haram yang diduga memimpin langsung serangan tersebut. Gubernur Borno, Babagana Zulum, dilaporkan tengah menuju lokasi kejadian untuk menanggapi situasi ini.
Latar Belakang Kehidupan di Zona Konflik
Sejak 2009, Boko Haram telah melancarkan pemberontakan untuk mendirikan kekhalifahan di timur laut Nigeria, yang menyebabkan sekitar 40.000 orang tewas dan lebih dari dua juta lainnya mengungsi. ISWAP, yang memisahkan diri dari Boko Haram pada 2016, telah menunjukkan peningkatan aktivitas dalam enam bulan pertama 2025 dengan catatan sekitar 300 serangan yang menewaskan 500 warga sipil.
Dalam periode itu, ISWAP juga berhasil merebut 17 pangkalan militer Nigeria, memanfaatkan strategi yang melibatkan drone dan serangan malam. Kebangkitan kekerasan ini menjadi lebih parah seiring dengan penarikan negara-negara tetangga dari operasi pasukan multinasional, sementara militer Nigeria semakin kesulitan menghadapi krisis bandit bersenjata di barat laut.
Kondisi ekonomi yang sulit di bawah kepemimpinan Presiden Bola Tinubu turut memperburuk situasi ini, menjadikan daerah pedesaan sebagai lahan subur bagi perekrutan kelompok bersenjata, menurut analisis berbagai pihak.