Program Makan Bergizi Gratis di Jakarta: Inovasi Menu Burger Cegah Sisa Makanan
Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di salah satu sekolah di Jakarta Barat menunjukkan hasil positif dengan berkurangnya sisa makanan akibat penyajian menu sesuai permintaan siswa. Menariknya, pihak sekolah mulai menyajikan burger sebagai alternatif makan siang, yang mana keputusan ini didasarkan pada permintaan anak-anak penerima manfaat.
Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan, Noudhy Valdryno, dalam wawancara menjelaskan bahwa penyajian burger ini merupakan respons terhadap keinginan siswa. “Kami mendengar banyak permintaan dari mereka, dan hal ini dikabulkan oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” ucap Noudhy.
Penyediaan menu yang diinginkan oleh anak-anak terbukti efektif. Contohnya, di sekolah yang menerapkan menu burger, sisa makanan yang semula mencapai 40 persen kini berkurang menjadi hanya 10 persen. Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk menikmati makanan yang disajikan.
Noudhy menekankan bahwa burger sendiri memiliki kandungan gizi yang cukup baik, karena mengandung sayuran, protein, dan karbohidrat. “Kepala SPPG pun merupakan sosok muda yang terbuka terhadap inovasi, dengan tujuan memberikan yang terbaik bagi siswa,” tambahnya.
Di samping mengurangi sisa makanan, program MBG juga berpotensi mendorong kreativitas kepala SPPG di setiap sekolah. “Siswa yang merasa senang dengan menu yang mereka pilih menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi,” lanjut Noudhy. Keterlibatan siswa dalam menentukan menu diharapkan dapat meningkatkan rasa kepemilikan terhadap program gizi ini.
Namun, inovasi tidak hanya berhenti di burger. Noudhy mengungkapkan bahwa akan ada diskusi lebih lanjut tentang pentingnya dukungan dari dewan penasihat yang terdiri dari para ibu, guna mengarahkan resep-resep kreatif dalam program MBG. “Dengan melibatkan para ibu, kami percaya bahwa kita bisa menghadirkan variasi menu yang lebih menarik, agar anak-anak tidak cepat bosan,” katanya.
Pemberian saran untuk melibatkan tokoh perempuan dalam merumuskan menu ini dianggap sangat penting, mengingat kapasitas kreatif ibu-ibu dalam memasak yang sangat tinggi. “Satu butir telur misalnya, bisa diolah menjadi berbagai macam hidangan yang menarik,” tuturnya.
Program Makan Bergizi Gratis bertujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa, tetapi juga untuk membangun interaksi yang lebih baik di kalangan mereka. Dengan pendekatan yang inovatif dan partisipatif, diharapkan program ini dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak anak di Indonesia.
Melalui langkah-langkah konkret dan inovasi dalam penyajian makanan, diharapkan program MBG mampu meningkatkan kualitas gizi anak-anak, sekaligus mengurangi dampak sisa makanan. Pemerintah berharap agar semakin banyak sekolah yang dapat menerapkan pendekatan serupa demi masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.