Internasional

Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di RS Gaza, 20 Tewas Termasuk Jurnalis

Avatar photo
2
×

Sekjen PBB Kutuk Serangan Israel di RS Gaza, 20 Tewas Termasuk Jurnalis

Sebarkan artikel ini

Sekjen PBB Kecam Serangan Israel di Gaza yang Menewaskan Jurnalis dan Tenaga Medis

Jakarta, CNN Indonesia — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam tindakan militer Israel yang kembali melancarkan serangan ke wilayah Gaza. Insiden terbaru ini menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk lima jurnalis, di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, pada Senin (25/8). Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, mengekspresikan keprihatinan mendalam atas ketidakpedulian global terhadap krisis kemanusiaan di kawasan tersebut.

Lazzarini menyatakan, “Serangan ini membungkam suara-suara terakhir yang berusaha melaporkan kondisi menyedihkan anak-anak yang meninggal di tengah kelaparan.” Ia juga mencatat bahwa respon dunia terhadap tragedi ini menunjukkan keprihatinan yang minim. “Ketidakpedulian dan diamnya dunia ini sungguh mengejutkan,” tambahnya.

Menurut laporan dari juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassa, serangan dimulai dengan penggunaan pesawat tanpa awak (drone) peledak yang menargetkan gedung Rumah Sakit Nasser, dan dilanjutkan dengan serangan udara saat proses evakuasi korban luka berlangsung. Berita ini menambah daftar panjang serangan terhadap media, di mana sejumlah jurnalis, termasuk dari Reuters, Associated Press, dan Al Jazeera, menjadi korban.

Kantor hak asasi manusia PBB juga mengutuk serangan ini dan menegaskan bahwa wartawan dan rumah sakit bukanlah target. Juru bicara Ravina Shamdasani menyatakan, “Pembunuhan jurnalis di Gaza seharusnya mengguncang dunia. Kita seharusnya bersuara untuk keadilan dan akuntabilitas.” Ia juga menyoroti bahwa sejak 7 Oktober 2023, setidaknya 247 jurnalis Palestina telah tewas di Gaza.

Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengonfirmasi bahwa di antara yang tewas terdapat empat tenaga kesehatan. Ia melaporkan bahwa lebih dari 50 orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk pasien dalam kondisi kritis yang sedang menjalani perawatan saat serangan terjadi. “Akses yang sudah sangat terbatas ke layanan kesehatan di Gaza kini semakin terhambat oleh serangan yang berulang,” katanya melalui platform media sosial X.

Tedros menekankan, “Kami tidak bisa berhenti menyerukan: HENTIKAN serangan terhadap layanan kesehatan. Gencatan senjata sekarang juga!”

Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah PBB menyatakan kondisi darurat kelaparan di Gaza, berjalan bersamaan dengan peningkatan angka pengungsi dan korban sipil. Dalam situasi yang semakin memburuk ini, Lazzarini dan Tedros mendesak komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan nyata agar mengakhiri penderitaan rakyat Gaza.

Sikap diam dan ketidakpedulian terhadap situasi ini mengindikasikan tantangan besar bagi upaya pencarian keadilan dan perlindungan terhadap wartawan serta tenaga medis. Dengan berita tragis ini, harapan untuk perubahan tak hanya diletakkan di pundak masyarakat internasional, tetapi juga pada tindakan konkret yang berkelanjutan untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban di masa depan.

Dalam momen kelam ini, penting bagi dunia untuk bersatu dalam menuntut keadilan bagi semua korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa.