Penguatan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS di Tengah Ancaman Penutupan Pemerintah AS
Jakarta – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan seiring dengan meningkatnya keyakinan bahwa Kongres Amerika Serikat (AS) tidak akan mampu mencegah potensi penutupan pemerintah yang sudah di ambang pintu. Hal ini disampaikan oleh Ibrahim Assuabi, seorang analis mata uang yang juga menjabat sebagai Direktur Laba Forexindo Berjangka, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (30/9).
Ibrahim menjelaskan bahwa Kongres AS harus segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) anggaran sebelum tengah malam pada 30 September 2025 (waktu setempat) untuk menghindari terjadinya penutupan ratusan lembaga federal. Meskipun RUU anggaran yang didukung oleh Partai Republik telah lolos di Dewan Perwakilan Rakyat, tantangan utama kini berada di Senat yang membutuhkan dukungan minimal 60 suara dari total 100 anggota untuk menyetujui anggaran tersebut.
Pada pembicaraan bipartisan dengan Presiden Donald Trump yang berlangsung pada Senin lalu, Ibrahim mengungkapkan bahwa tidak banyak perkembangan positif yang berhasil dicapai dalam meredakan ketegangan. Ketidaksepakatan mengenai alokasi anggaran untuk kesehatan dan program kesejahteraan sosial menjadi hambatan utama dalam mencapai kesepakatan.
Ibrahim menambahkan bahwa jika penutupan pemerintah terjadi, aktivitas ekonomi di AS akan terganggu, yang dapat menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, penutupan tersebut juga dapat mengakibatkan penundaan dalam pengumuman data penggajian non-pertanian (Non Farm Payrolls) yang dijadwalkan rilis pada Jumat (3/10) mendatang.
Lebih jauh, Gedung Putih telah memperingatkan bahwa ribuan pekerjaan di sektor pemerintahan dapat hilang jika pemerintah tutup. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar tenaga kerja di AS akan mengalami lebih banyak kelemahan.
Dalam kondisi ini, nilai tukar rupiah tercatat menguat sebesar 15 poin atau 0,09 persen pada penutupan perdagangan Selasa sore, menjadi Rp16.665 per dolar AS, dibandingkan dengan sebelumnya Rp16.680 per dolar AS. Namun, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang ditetapkan Bank Indonesia menunjukkan pergerakan sebaliknya, melemah menjadi Rp16.692 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.680 per dolar AS.
Dengan situasi politik yang masih belum jelas dan ancaman penutupan pemerintah semakin mendekat, prospek ekonomi di AS dan dampaknya terhadap pasar global masih menjadi perhatian yang serius. Para pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan memantau perkembangan yang ada untuk mengantisipasi perubahan kondisi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.