Berita

Ricuh di Muktamar X PPP, Dua Kubu Terlibat Bentrok Fisik

Avatar photo
2
×

Ricuh di Muktamar X PPP, Dua Kubu Terlibat Bentrok Fisik

Sebarkan artikel ini

Kericuhan Warnai Muktamar X PPP di Jakarta

Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berlangsung di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara pada Sabtu, 27 September 2025, diwarnai oleh kericuhan yang mengganggu jalannya acara. Insiden ini diduga dipicu oleh perbedaan dukungan antara dua kubu dalam partai yang tengah bersaing memperebutkan kepemimpinan.

Hasan Husairi, salah satu kader senior PPP, mengungkapkan bahwa kericuhan terjadi saat pidato dari Pelaksana Tugas (PLT) Ketua Umum PPP. “Kericuhan ini sudah mulai terjadi sejak pembukaan muktamar,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima pada Minggu (28/9/2025).

Dari informasi yang didapat, bentrok fisik antar pendukung kubu Agus dan Mardiono pun tersaji dalam suasana tegang tersebut. TB Massa, kader yang hadir dalam muktamar, menjelaskan bahwa adanya adu jotos antar anggota dari kedua kubu. “Pendukung Pak Mar menolak kehadiran kader eksternal, sementara mayoritas Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ingin ada perubahan dalam kepemimpinan,” terang TB.

Di tengah ketegangan, Ratnawati Irene, anak pendiri PPP Rusli Halil, memberikan pandangannya. Dia menganggap bahwa PPP membutuhkan sosok penengah yang dapat mengatasi perpecahan ini. Figur yang dianggap tepat adalah Husnan Bey, kader senior yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Azerbaijan. “Husnan dapat merepresentasikan Islam yang moderat, menghadirkan sikap yang anti kekerasan, dan memiliki pengalaman baik di legislatif maupun eksekutif,” ungkap Ratnawati dalam muktamar.

Ketegangan yang terjadi di Muktamar X PPP menunjukkan adanya dinamika internal dalam partai yang memengaruhi stabilitasnya. Masyarakat patut mencermati perkembangan ini, mengingat PPP adalah salah satu partai politik yang berperan penting dalam konteks politik nasional. Kericuhan ini tidak hanya mencerminkan perpecahan di dalam partai, tetapi juga dapat memengaruhi persepsi publik terhadap stabilitas politik di Indonesia menjelang pemilu mendatang.

Dengan latar belakang tersebut, Muktamar X PPP diharapkan dapat menjadi momentum untuk meredakan ketegangan dan menemukan solusi yang dapat memperkuat soliditas partai. Keberadaan sosok-sosok seperti Husnan Bey diharapkan dapat menjadi jembatan bagi semua pihak untuk bersatu dan mendiskusikan visi ke depan yang lebih inklusif bagi PPP.

Keharmonisan dan sinergi di antara berbagai kubu sangat diperlukan untuk menjaga eksistensi dan relevansi PPP dalam peta politik Indonesia. Kericuhan yang terjadi seharusnya menjadi refleksi bagi semua kader untuk kembali fokus pada tujuan bersama, demi kemajuan partai dan masyarakat. Sebagai lembaga politik, PPP bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas dan harmoni di dalam tubuh partai serta di tengah masyarakat luas.