Internasional

Ribuan Penerbangan AS Terlambat Akibat Shutdown Pemerintah

Avatar photo
4
×

Ribuan Penerbangan AS Terlambat Akibat Shutdown Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Ribuan Penerbangan Terdampak Keterlambatan Akibat Shutdown Pemerintah AS

Jakarta, CNN Indonesia — Sejak terjadinya shutdown pemerintah Amerika Serikat pada 1 Oktober 2023, ribuan penerbangan di negara itu mengalami keterlambatan yang signifikan. Data dari situs pelacakan penerbangan, FlightAware, mencatat lebih dari 3.000 penerbangan mengalami penundaan pada Selasa malam, 7 Oktober.

Bandara Nashville tercatat mengalami penundaan pada 225 penerbangan, atau 20 persen dari total penerbangannya, sementara Chicago O’Hare juga mengalami kondisi serupa dengan lebih dari 570 penerbangan yang terlambat, proporsinya juga mencapai 20 persen. Maskapai Southwest dan American Airlines tercatat menjadi yang paling banyak terpengaruh, dengan masing-masing menunda lebih dari 500 dan 400 penerbangan.

Badan Penerbangan Federal AS (FAA) menjelaskan bahwa dampak keterlambatan tersebut disebabkan oleh kekurangan staf pengatur lalu lintas udara. FAA mencatat, pengawas lalu lintas udara di Nashville mengalami masalah serius terkait kepegawaian, yang memaksa mereka untuk membatasi operasional pada malam hari tersebut. Penanganan kontrol pendekatan lalu lintas di Nashville direncanakan akan dialihkan ke Memphis Center untuk mengurangi dampak.

Pihak FAA juga mengindikasikan adanya pengurangan jumlah kedatangan penerbangan per jam di Chicago O’Hare karena keterbatasan staf, yang mengakibatkan rata-rata penundaan mencapai 41 menit. Di bandara Newark, penerbangan yang tiba juga mengalami penahanan hingga 30 menit akibat masalah yang sama. Di sisi lain, Washington Reagan Bandara mungkin akan mengalami perlambatan lebih lanjut akibat keterbatasan staf yang juga dialami di bandara tersebut.

Meskipun sekitar 13.000 pengatur lalu lintas udara dan 50.000 petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) diharuskan tetap bekerja selama masa shutdown, mereka tidak akan menerima gaji selama periode tersebut. Namun, para pengatur lalu lintas udara diharapkan akan menerima sebagian gaji mereka pada 14 Oktober, untuk pekerjaan yang dilakukan sebelum terjadinya shutdown.

Menteri Perhubungan AS, Sean Duffy, menegaskan perlunya menjaga keselamatan di wilayah udara. “Walaupun kita tidak punya cukup pengendali lalu lintas, kami akan memastikan keselamatan wilayah udara tetap terjaga. Karena itu, langkah yang kami ambil adalah memperlambat lalu lintas,” ungkap Duffy.

Peristiwa ini terjadi setelah pemerintah yang dikuasai oleh Partai Republik memutuskan untuk menghentikan operasi sejumlah lembaga dan kementerian, menyusul kegagalan Senat dalam menyetujui anggaran belanja tahunan pada akhir September. Dalam pemungutan suara tersebut, 55 suara sepakat dan 45 menolak, jauh dari 60 suara yang dibutuhkan untuk meloloskan rancangan undang-undang anggaran.

Dampak dari situasi ini terasa luas, mulai dari kesulitan bagi penumpang hingga lonjakan rasa frustrasi di kalangan staf penerbangan. Penundaan yang berkepanjangan diprediksi akan berlanjut jika situasi tidak segera teratasi. Sumber dari FAA menambahkan, kondisi ini juga menciptakan tantangan logistik bagi maskapai penerbangan dalam menghadapi lonjakan penerbangan di masa mendatang. Beberapa penumpang yang telah terjebak dalam situasi ini berharap adanya solusi cepat agar travel mereka tidak terganggu lebih lanjut.