Nasional

Remaja Diduga Gangguan Jiwa Bunuh Ibu Saat Shalat di Bengkulu

Avatar photo
0
×

Remaja Diduga Gangguan Jiwa Bunuh Ibu Saat Shalat di Bengkulu

Sebarkan artikel ini

Seorang Remaja Diamankan Setelah Membunuh Ibu Kandung Saat Shalat

Bengkulu – Pada Sabtu, 2 Agustus 2025, Kepolisian Resort Kota Bengkulu menangkap seorang remaja berusia 18 tahun bernama NR yang diduga membunuh ibu kandungnya, YT (49), saat korban sedang melaksanakan shalat Dzuhur di rumah mereka di Kecamatan Singaran Pati. Polisi menduga pelaku mengalami gangguan kejiwaan.

Iptu Putra Agung, Kepala Reskrim Polsek Gading Cempaka, menjelaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan kondisi mental pelaku. “Kami sedang mengecek kemungkinan pelaku memiliki kartu kuning yang menunjukkan keterangan gangguan jiwa,” ujarnya saat dikonfirmasi. Menurut keterangan warga setempat, NR sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

Kejadian tragis ini dipicu oleh kondisi mental NR, yang baru saja keluar dari Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Kota Bengkulu pada 30 Juli 2025. “Kami sudah mengamankan pelaku di tempat kejadian perkara, namun hingga saat ini belum ada laporan resmi dari keluarga korban,” tambah Putra Agung. Proses hukum kemungkinan akan dilimpahkan ke Polresta Bengkulu dalam waktu dekat.

Menurut penuturan tetangga, Yuli, NR sering kali menunjukkan perilaku yang mencurigakan dan sering mengonsumsi obat penenang. “Dia baru saja pulang dari rumah sakit kejiwaan dan sering mengalami kambuhan,” ujarnya. Hal yang serupa disampaikan oleh tetangga lainnya, Ice (42), yang menambahkan bahwa NR sering marah-marah dan berkonflik dengan ibunya.

Setelah dilakukan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, jenazah YT direncanakan akan dimakamkan pada sore ini di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Timur Indah. Sementara itu, pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Polresta Bengkulu. Kepolisian berharap proses hukum dapat berjalan dengan transparan dan memberikan keadilan bagi korban.

Kejadian ini mencerminkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama bagi individu yang pernah dirawat di fasilitas kesehatan jiwa. Di tengah komunitas yang berusaha untuk menjaga ketenangan dan keamanan, insiden semacam ini menjadi pengingat bahwa pencegahan dan penanganan gangguan mental harus menjadi salah satu fokus utama masyarakat.

Komunitas di sekitar lokasi kejadian tentu merasa terpukul dengan peristiwa ini. Masyarakat berharap agar pihak berwenang dapat segera menangani masalah kesehatan mental secara lebih serius, demi menghindari tragedi serupa di masa mendatang.

Pihak kepolisian terus menghimbau kepada masyarakat untuk lebih peka terhadap keadaan orang di sekitarnya, terutama yang memiliki riwayat kesehatan mental. Keterlibatan masyarakat dalam memberikan dukungan dan pemahaman adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan manusiawi bagi semua.

Dengan kejadian ini, menjadi jelas bahwa penanganan gangguan kejiwaan memerlukan perhatian khusus dari semua pihak, baik keluarga maupun instansi terkait.