Nasional

Rekonsiliasi Internal PPP Tanpa Andil Presiden Prabowo

Avatar photo
2
×

Rekonsiliasi Internal PPP Tanpa Andil Presiden Prabowo

Sebarkan artikel ini

Rekonsiliasi Internal PPP: Supratman Andi Agtas Tegaskan Tanpa Andil Prabowo

Jakarta — Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Supratman Andi Agtas, menegaskan bahwa rekonsiliasi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan inisiatif murni dari internal partai, tanpa campur tangan Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan ini disampaikan oleh Supratman dalam konferensi pers di Kantor Kemenkumham, Jakarta, pada Senin, 6 Oktober 2025.

Supratman menjelaskan bahwa Prabowo selalu menekankan kepada partai politik untuk mampu menyelesaikan masalah secara mandiri. “Tidak ada andil Presiden. Ini inisiatif dari teman-teman semua di internal PPP,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa keberhasilan PPP dalam menyelesaikan persoalan internal patut disyukuri, dan ia optimis semua pihak dapat berangkulan setelah menerima Surat Keputusan Menteri.

Rekonsiliasi ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi internal partai, terutama di tingkat bawah. “Semua sekarang dalam posisi yang sangat baik. Mudah-mudahan, ini akan diikuti oleh tingkat bawah,” harap Supratman.

Sebelumnya, PPP menggelar Muktamar ke-10 yang berlangsung di kawasan Ancol, Jakarta. Dalam perhelatan tersebut, Mardiono terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP untuk periode 2025-2030. Muktamar yang berlangsung pada 27 September 2025 itu juga mengangkat Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum, yang menandakan adanya pengakuan akan dua kepemimpinan di dalam partai.

Menyusul Muktamar, pada 6 Oktober 2025, Menteri Hukum merilis Surat Keputusan mengenai struktur kepengurusan PPP yang baru. Dalam SK tersebut, Muhamad Mardiono ditetapkan sebagai Ketua Umum, Agus Suparmanto sebagai Wakil Ketua Umum, Taj Yasin Maimoen sebagai Sekretaris Jenderal, serta Imam Fauzan Amir Uskara sebagai Bendahara Umum.

Rekonsiliasi ini menjadi sinyal penting bagi PPP setelah sebelumnya mengalami perpecahan dalam kepemimpinan. Banyak pihak berharap perubahan ini dapat membawa stabilitas dan kesatuan dalam partai yang memiliki peranan signifikan dalam politik Indonesia.

Kondisi internal yang bersatu diharapkan akan menciptakan sinergi yang lebih baik di antara pengurus dan anggota partai. Dengan adanya kepemimpinan yang kuat dan sejalur, PPP diprediksi mampu mewujudkan program-program yang lebih efektif untuk masyarakat.

Ke depan, partai diharapkan dapat fokus pada agenda politik dan pelayanan publik tanpa terpecah oleh konflik internal. Supratman menekankan pentingnya kebersamaan dan sinergitas di antara seluruh elemen partai untuk mencapai tujuan bersama.

Rekonsiliasi yang berlangsung ini menandakan bahwa konflik internal yang pernah ada dapat diatasi secara elegan dan memberikan harapan bagi kemajuan partai di masa depan. Harapannya, PPP bisa kembali menjadi kekuatan yang signifikan dalam kancah politik nasional, seiring dengan kebangkitan semangat persatuan di dalam partai.