Nasional

Realisasi Penyerapan Beras Bulog Capai 92,79 Persen hingga Agustus 2025

Avatar photo
3
×

Realisasi Penyerapan Beras Bulog Capai 92,79 Persen hingga Agustus 2025

Sebarkan artikel ini

Realisasi Penyerapan Beras Dalam Negeri Capai 92,79 Persen dari Target

Perum Bulog melaporkan bahwa realisasi penyerapan gabah produksi dalam negeri per 1 Agustus 2025 telah mencapai 2,78 juta ton setara beras. Angka ini mencerminkan 92,79 persen dari target penyerapan sebesar 3 juta ton yang ditetapkan untuk tahun ini. Selain itu, Bulog juga mencatat realisasi penyaluran beras dalam Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mencapai 188,4 ribu ton, atau 12,56 persen dari total target penyaluran beras sebanyak 1,5 juta ton untuk tahun 2025.

Kegiatan distribusi beras bahkan terlihat nyata di gudang Bulog Cabang Cirebon, Jawa Barat, di mana para pekerja aktif melakukan proses bongkar muat beras. Diharapkan, dengan pencapaian ini, ketersediaan beras di pasaran tetap terjaga, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam penjelasannya, pihak Perum Bulog menyatakan bahwa penyerapan gabah dan penyaluran beras sangat penting dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di dalam negeri. Dengan pencapaian ini, Bulog berusaha untuk memastikan agar hasil pertanian lokal dapat dimanfaatkan secara maksimal dan tidak ada penumpukan gabah di petani yang dapat mengakibatkan kerugian.

Dari sisi produksi, puncak panen gabah terjadi pada bulan Juli, sehingga Bulog berkomitmen untuk memaksimalkan penyerapan selama periode ini. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Kepala Cabang Bulog Cirebon, dalam kesempatan berbeda, menambahkan bahwa upaya penguatan sinergi antara petani, pemerintah, dan Bulog sangat diperlukan untuk mencapai target yang telah ditentukan. “Kami terus melakukan koordinasi dengan para petani agar gabah dapat cepat diserap. Kami juga memberikan harga yang kompetitif agar petani tidak merasa dirugikan,” ujarnya.

Program SPHP berfungsi tidak hanya untuk mengatur pasokan beras di pasaran, tetapi juga untuk mencegah terjadinya lonjakan harga yang merugikan konsumen. Dengan pencapaian yang tercatat hingga saat ini, Bulog berharap dapat menyerap lebih banyak gabah dari petani guna menjaga ketahananan pangan dalam jangka panjang.

Pihak Bulog juga menyampaikan bahwa mereka senantiasa melakukan monitoring terhadap stok beras yang ada di setiap gudang, termasuk di Cirebon. Stok beras yang mencukupi diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat, terutama menjelang periode-periode kritis seperti bulan Ramadan dan menjelang tahun ajaran baru.

Sebagai langkah antisipatif, Bulog berencana untuk memperluas jaringan distribusi agar beras dapat lebih cepat sampai ke daerah-daerah yang membutuhkan. Dengan demikian, tidak hanya beras lokal yang terserap, tetapi juga memastikan jika pasokan beras dari luar daerah tetap terjaga.

Melalui langkah-langkah yang sistematis dan koordinasi yang baik, Perum Bulog optimis dapat mencapai target penyaluran beras pada tahun 2025. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.