Real Madrid Siap Boikot Ballon d’Or 2025, Mengulang Langkah Tahun Lalu
Jakarta – Real Madrid dipastikan akan memboikot perhelatan Ballon d’Or 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 22 September mendatang di Theatre du Châtelet, Paris. Langkah ini diambil setelah ketidakpuasan yang dirasakan klub terhadap hasil edisi sebelumnya, di mana mereka juga tidak mengirimkan perwakilan.
Menurut laporan dari media olahraga terkemuka, pihak penyelenggara Ballon d’Or yaitu French Football telah mengirimkan delegasi untuk menjalin komunikasi dengan manajemen Real Madrid. Namun, upaya tersebut tampaknya belum membuahkan hasil yang memuaskan, karena klub masih merasakan kekecewaan yang mendalam.
Kekecewaan tersebut berawal dari edisi tahun lalu di mana Vinicius Jr., salah satu bintang Madrid, tidak berhasil meraih penghargaan, sedangkan Rodri dari Manchester City terpilih sebagai pemenang. Selain itu, Madrid juga tidak hadir dalam penyerahan penghargaan lainnya, seperti predikat klub terbaik dan pelatih terbaik untuk Carlo Ancelotti, yang membuat mereka semakin merasa diabaikan oleh panitia.
Dua tahun beruntun tanpa kehadiran di acara bergengsi tersebut menggambarkan perasaan frustrasi pihak klub. Meskipun tiga pemain dari Real Madrid, yakni Kylian Mbappe, Jude Bellingham, dan Vinicius Jr., terdaftar dalam nominasi Ballon d’Or 2025, keputusan final untuk memboikot tetap diambil. Hal ini menunjukkan konsistensi sikap Madrid terhadap ajang yang mereka anggap telah merugikan mereka.
Meskipun demikian, kompetisi penghargaan ini tetap menarik perhatian banyak pihak, termasuk para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Nominasi untuk penghargaan prestisius tersebut juga mencakup Dean Huijsen untuk Trofi Kopa dan Thibaut Courtois untuk Trofi Yashin, yang menambah daftar pemain berkualitas yang dipuji dalam edisi kali ini.
Di sisi lain, Ousmane Dembele dari Paris Saint-Germain dan Lamine Yamal dari Barcelona disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk meraih penghargaan bola emas tahun ini. Hal ini menambah ketegangan dalam persaingan, terutama bagi Real Madrid yang tidak bersedia berpartisipasi.
Keputusan boikot ini, di satu sisi, dapat dipahami sebagai bentuk protes terhadap perlakuan yang dirasakan tidak adil. Namun, di sisi lain, banyak pihak yang mempertanyakan dampak dari keputusan tersebut terhadap citra klub. Banyak yang khawatir bahwa dengan menutup diri dari ajang bergengsi ini, Real Madrid mungkin akan kehilangan kesempatan untuk berkontribusi dan diakui di panggung internasional.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah langkah ini akan efektif dalam membawa perubahan yang diinginkan oleh klub. Dengan semakin dekatnya tanggal pelaksanaan, hanya waktu yang akan menjawab apakah situasi ini akan berubah atau Real Madrid akan tetap bertahan dengan keputusan mereka.
Dalam dunia sepak bola yang penuh dinamika, keputusan seperti ini sering kali menjadi sorotan. Real Madrid, sebagai klub dengan sejarah dan prestise tinggi, akan selalu menjadi sorotan publik, baik pada saat meraih prestasi maupun ketika mengambil langkah kontroversial seperti memboikot acara penghargaan.