Berita

Ratusan Siswa di Bandung Keracunan Usai Makan Program MBG

Avatar photo
2
×

Ratusan Siswa di Bandung Keracunan Usai Makan Program MBG

Sebarkan artikel ini

Ratusan Siswa di Bandung Terkena Keracunan Usai Makan Gratis

BANDUNG – Lebih dari 300 siswa di Bandung, Jawa Barat, mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 23 September 2025. Sebagian besar siswa dilaporkan mengalami gejala seperti mual, muntah, dan lemas. Hingga kini, mereka dirawat di berbagai fasilitas kesehatan dengan kondisi yang bervariasi.

Kejadian ini mengundang perhatian pihak berwenang dan mendesak dilakukan investigasi lebih lanjut. Sumber dari Dinas Kesehatan setempat menyebutkan bahwa pengawasan terhadap kualitas makanan yang disediakan dalam program ini belum optimal. Mereka khawatir dampak dari keracunan ini akan meluas, mengingat masih berlangsungnya proses mendata dan memeriksa kondisi para siswa yang terlibat.

“Korban keracunan berasal dari sejumlah sekolah dasar di wilayah Bandung, dan kami akan melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti dari peristiwa ini,” jelas Dr. Amalia, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Program Makan Bergizi Gratis ini bertujuan untuk menyediakan makanan sehat bagi anak-anak di sekolah yang kurang mampu. Namun, insiden terbaru ini menyoroti pentingnya penerapan standar keamanan makanan yang lebih ketat. Dalam pelaksanaannya, makan siang gratis yang dibagikan seharusnya memenuhi kriteria kesehatan yang telah ditetapkan.

Sejumlah orang tua siswa merasa khawatir dan marah. “Anak-anak kami harusnya dapat makanan bergizi, bukan malah mengalami keracunan. Kami berharap pihak berwenang bertanggung jawab dan memastikan keamanan makanan,” ujar Madi, salah satu orang tua siswa yang anaknya terlibat dalam kejadian tersebut.

Sebagai langkah awal, pihak Dinas Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dikabarkan segera turun tangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap makanan yang telah didistribusikan. Mereka mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik, sembari menunggu hasil investigasi dan penanganan medis yang lebih lanjut.

Dari pantauan, layanan kesehatan di Bandung mulai kewalahan dengan lonjakan jumlah pasien akibat keracunan ini. Beberapa rumah sakit telah menyiagakan tambahan tenaga medis untuk menangani kasus ini. Meskipun sebagian besar siswa dirawat dengan gejala ringan, petugas medis tetap melakukan pemantauan ketat untuk menghindari potensi komplikasi.

Imbas dari kejadian ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak yang mempertanyakan apakah pemerintah daerah telah cukup memperhatikan kualitas program pangan untuk anak-anak, terutama di tengah upaya meningkatkan gizi dan kesehatan mereka.

Kejadian ini menjadi pengingat akan kebutuhan pengawasan yang lebih baik terhadap program-program pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Ratusan siswa yang terkena dampak tidak hanya mengalami masalah kesehatan, tetapi juga berpotensi mengalami trauma psikologis akibat insiden tersebut.

“Penting untuk memastikan bahwa program sejenis ini tidak hanya berorientasi pada jumlah, tetapi juga pada kualitas. Kesehatan anak-anak adalah prioritas yang tidak bisa ditawar,” tambah Dr. Amalia.

Proses pendataan dan pemeriksaan medis akan terus dilanjutkan, dengan harapan bisa mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan. Apakah pemerintah daerah akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah kejadian ini masih menunggu sikap resmi dari pihak yang berwenang.