Seribu Perusuh Diamankan di Jawa Timur Usai Demo Rusuh
Surabaya – Sebanyak 997 orang telah diamankan oleh pihak kepolisian di wilayah Jawa Timur seiring dengan kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus lalu. Penangkapan tersebut melibatkan 582 dewasa dan 415 anak di bawah umur, dengan 682 di antaranya sudah dipulangkan dan 315 lainnya masih menjalani proses hukum.
Kombes Widiatmoko, Direktur Kriminal Umum Polda Jatim, mengungkapkan bahwa para perusuh ditangkap di empat lokasi utama, yakni Polresta Sidoarjo, Polres Kediri Kota, Polres Jember, dan Polresta Malang. Ia menjelaskan bahwa di Sidoarjo sendiri terdapat 40 orang yang diamankan, terdiri dari 12 dewasa dan 28 anak berhadapan dengan hukum (ABH), di mana 22 telah dipulangkan dan 18 masih dalam proses hukum.
“Sebagian dari mereka tidak hanya melakukan provokasi, tetapi juga terlibat dalam tindakan penjarahan dan perusakan fasilitas umum. Kami bahkan menemukan barang bukti berupa tameng polisi yang dicuri dan buku-buku berisi paham anarkisme,” kata Widiatmoko pada konferensi pers, Kamis (18/9/2025).
Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa para perusuh memiliki peran beragam dalam aksi tersebut, seperti melempari petugas dengan batu, berusaha membakar petugas menggunakan molotov, dan merusak pos keamanan. Barang bukti yang berhasil diamankan meliputi 11 buku paham anarkis, 42 batu, dan sejumlah motor serta ponsel.
Di Polresta Malang Kota, 61 orang juga berhasil ditangkap, dengan 18 di antaranya dijadikan tersangka. Mereka diduga melakukan tindakan pembakaran, provokasi, dan pelemparan yang merugikan aparat kepolisian selama aksi. Sementara dari Polres Kediri Kota, 71 orang diamankan, dan 49 di antaranya menjalani proses hukum. Ditemukan pula pelaku dari daerah lain, termasuk Klaten, yang diduga terhubung dengan kelompok-kelompok anarkis di DKI Jakarta.
Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto mengkonfirmasi bahwa pihaknya tengah memburu dalang di balik kerusuhan tersebut. Dia menyampaikan bahwa para perusuh diduga terafiliasi dengan kelompok tertentu yang beroperasi di Jakarta. “Kami akan mendalami semua yang terlibat dan mengelompokkan perbuatan masing-masing. Ini merupakan aksi serentak yang terkoordinasi dari Jakarta ke daerah,” ungkap Nanang.
Aksi ini tentunya menambah kekhawatiran masyarakat. Banyak yang merasa tidak aman, terutama di daerah yang langsung terdampak kerusuhan. Penegakan hukum yang tegas diperlukan untuk menjaga kestabilan dan ketertiban, serta mencegah terulangnya aksi-aksi anarkis serupa di masa depan.
Polda Jatim berkomitmen untuk melakukan penyelidikan menyeluruh, termasuk mencermati kemungkinan adanya penggerak yang berperan dalam aksi tersebut. Sebagai masyarakat, kita perlu mendukung upaya penegakan hukum ini demi terciptanya kondisi yang aman dan kondusif.