Nasional

Rahayu Saraswati Mundur dari DPR RI Usai Kontroversi Ucapan yang Menyakitkan Publik

Avatar photo
2
×

Rahayu Saraswati Mundur dari DPR RI Usai Kontroversi Ucapan yang Menyakitkan Publik

Sebarkan artikel ini

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Mundur Usai Kontroversi Ucapan di Podcast

Jakarta – Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Anggota DPR RI. Keputusan ini diambil setelah menyadari bahwa salah satu ungkapannya dalam sebuah tayangan Podcast telah menyakiti banyak pihak. Rahayu menyampaikan permohonan maaf melalui akun Instagram-nya pada Rabu (10/09).

Dalam unggahan video tersebut, Rahayu menjelaskan bahwa pernyataannya yang kontroversial berasal dari diskusi selama 42 menit di Podcast On The Record yang disiarkan oleh ANTARA TV. Meskipun ia berbicara tentang beragam isu mulai dari perempuan hingga ekonomi kreatif, ada dua menit dari rekaman yang dipotong dan kemudian diolah oleh beberapa pihak, sehingga menciptakan beberapa kalimat yang dianggap menyinggung masyarakat.

“Saya tidak bermaksud meremehkan ataupun merendahkan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya oleh anak-anak muda yang menghadapi berbagai tantangan dalam berusaha,” ujarnya. Rahayu menekankan bahwa tujuannya adalah untuk mendorong semangat kewirausahaan, terutama di era transformasi digital yang menawarkan peluang luas dalam dunia ekonomi kreatif.

Rahayu mengakui bahwa pernyataannya tersebut telah menyakiti banyak orang, terutama mereka yang sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Kesalahan sepenuhnya ada di saya,” katanya dengan nada penuh penyesalan.

Dalam konteks ini, pengunduran diri Rahayu menjadi sorotan, karena menunjukkan dampak langsung dari komunikasi publik yang tidak tepat. Masyarakat kini semakin kritis terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh para pejabat publik, dan hal ini menjadi pembelajaran penting mengenai pengelolaan citra dan komunikasi.

Pengunduran diri ini juga mencerminkan tindakan tegas terhadap kesalahan yang dianggap dapat menimbulkan dampak negatif dalam masyarakat. Rahayu berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi politisi lainnya tentang pentingnya tanggung jawab atas kata-kata dan tindakan yang dipublikasikan.

Dalam dunia yang semakin terhubung melalui media sosial, potensi kesalahpahaman dalam komunikasi menjadi semakin besar. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo kini menjadi salah satu contoh dari tantangan yang dihadapi oleh pejabat publik dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas.

Keputusan ini, diharapkan, bisa membuka ruang diskusi lebih lanjut mengenai etika komunikasi politik dan tanggung jawab sosial yang melekat pada setiap pernyataan yang dikeluarkan oleh para pemimpin di negeri ini.