Presiden Prabowo Kunjungi Korban Luka Pasca Aksi Ricuh di Jakarta
Jakarta – Dalam kunjungannya ke Rumah Sakit Polri di Jakarta Timur pada hari Senin, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menjenguk korban luka akibat aksi unjuk rasa yang berlangsung ricuh pekan lalu. Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyoroti bahwa meskipun polisi terkadang melakukan kesalahan dalam menjalankan tugasnya, pihak yang paling bertanggung jawab adalah oknum yang memicu kerusuhan.
“Saya datang karena polisi kadang-kadang melakukan khilaf saat menegakkan hukum. Namun, yang benar-benar bersalah adalah mereka yang menyebabkan kerusuhan sehingga mengakibatkan korban tak berdosa,” ungkap Prabowo dalam keterangan pers setelah menjenguk para korban di RS Polri.
Presiden juga menegaskan pentingnya penegakan hukum terhadap petugas yang melanggar dalam menjalankan tugas, terutama saat proses pembubaran massa yang terjadi pada malam aksi demonstrasi di Jakarta. Saat ini, penyelidikan tengah dilakukan untuk memastikan akuntabilitas aparat yang terlibat.
Walaupun ada kelalaian yang mungkin terjadi, Presiden Prabowo meminta masyarakat untuk tidak melupakan pengorbanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. “Jangan lupa puluhan petugas yang sudah berkorban, yang menjaga keamanan siang dan malam di seluruh pelosok Tanah Air,” tegasnya.
Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka, Presiden Prabowo meminta Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada aparat yang terluka dalam aksi tersebut. “Saya minta semua petugas dinaikkan pangkat, karena mereka telah membela negara dan rakyat,” kata Prabowo.
Selain kenaikan pangkat, Presiden juga menekankan pentingnya memberikan dukungan pendidikan lanjutan bagi para korban serta perhatian kepada keluarga mereka. “Dukungan penuh bagi keluarga mereka menjadi prioritas, agar mereka bisa terus melanjutkan pendidikan dan mendapatkan kesempatan yang lebih baik,” tambahnya.
Kunjungan Presiden ke RS Polri menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan aparat yang bertugas, terutama dalam situasi yang berbahaya. Upaya ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan semangat bagi anggota kepolisian dalam melaksanakan tugas mereka.
Aksi unjuk rasa yang terjadi pekan lalu di Jakarta menimbulkan dampak luas, tidak hanya bagi peserta aksi tapi juga bagi aparat yang terlibat. Penanganan yang tepat dan adil di lapangan menjadi tantangan besar bagi kepolisian, mengingat ketegangan antara masyarakat dan aparat seringkali berkaitan dengan berbagai isu sosial dan politik yang kompleks.
Dalam menghadapi situasi ini, dukungan dari pemerintah sangat diperlukan, terutama untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat. Dengan adanya penghargaan dan perhatian dari pimpinan tertinggi negara, diharapkan dapat meredakan ketegangan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.
Akhir kata, langkah-langkah yang diambil oleh Presiden dalam merespon situasi ini memberikan sinyal penting mengenai tanggung jawab pemerintahan dalam menjaga keamanan dan menciptakan rasa aman bagi seluruh rakyat Indonesia.