Nasional

Presiden Prabowo Beri Arahan Tindak Lanjut Insiden Keracunan Makanan Bergizi Gratis

Avatar photo
2
×

Presiden Prabowo Beri Arahan Tindak Lanjut Insiden Keracunan Makanan Bergizi Gratis

Sebarkan artikel ini

Tindakan Cepat Presiden Prabowo Terkait Insiden Keracunan Makanan Bergizi Gratis

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto segera mengambil langkah signifikan setelah terjadinya insiden keracunan pada program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang mengakibatkan lebih dari 5.000 anak terdampak. Dalam rapat yang digelar di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Sabtu malam, Presiden memberi arahan teknis kepada satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) untuk memastikan keselamatan anak-anak.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menjelaskan bahwa setelah Presiden tiba di Jakarta, ia langsung memanggil beberapa menteri terkait untuk mendiskusikan masalah ini. Dalam rapat tersebut, Presiden menekankan pentingnya perbaikan tata kelola program MBG dan keselamatan anak-anak sebagai prioritas utama.

“Beliau memberikan petunjuk yang sangat detail, terkait dengan kedisiplinan prosedur dan kebersihan, terutama mengenai kualitas air,” ungkap Prasetyo. Menurut hasil pemeriksaan sampel, bakteri menjadi penyebab utama keracunan, sehingga langkah pencegahan harus segera diambil.

Hasil koordinasi yang dilaksanakan di Kementerian Kesehatan hari ini telah dilaporkan kepada Presiden, dengan rencana perbaikan yang diusulkan untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang. Dalam rapat tersebut, Menteri Koordinator Pangan juga berperan aktif dengan mengawasi penerapan langkah-langkah yang diperlukan.

Insiden keracunan ini, berdasarkan data dari Badan Gizi Nasional (BGN), merupakan bagian dari 70 insiden keamanan pangan yang terjadi di Indonesia sepanjang Januari hingga September 2025. Dari total tersebut, 5.914 penerima MBG mengalami dampak keracunan. Wilayah I di Sumatera mencatat sembilan kasus, dengan 1.307 korban, sedangkan Pulau Jawa mencatat 41 kasus dan 3.610 korban. Wilayah lain seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua juga terepresentasi dengan 20 kasus dan 997 penerima yang terdampak.

Penyebab keracunan mencakup beberapa jenis bakteri, seperti E. coli, staphylococcus aureus, dan salmonella, yang ditemukan di berbagai bahan makanan. Misalnya, E. coli ditemukan pada air, nasi, tahu, dan ayam, sedangkan salmonella ditemukan pada ayam, telur, dan sayuran. Ketersediaan makanan yang aman dan berkualitas kini menjadi sorotan utama pemerintah.

Selain membahas masalah keracunan, Presiden Prabowo juga memimpin diskusi mengenai program-program prioritas lainnya. Rapat terbatas yang berlangsung selama sekitar tiga jam itu mencakup pembahasan tentang lifting minyak, revitalisasi tambak nelayan, serta program cek kesehatan gratis (CKG).

Keputusan cepat dan langkah proaktif dari pemerintah diharapkan dapat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG dan meningkatkan kualitas serta keamanan pangan, khususnya untuk anak-anak yang menjadi sasaran utama. Keselamatan mereka adalah tanggung jawab bersama, dan perbaikan secepatnya menjadi kebutuhan yang mendesak.

Pemerintah berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki program yang bertujuan meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat, memastikan bahwa insiden serupa tidak akan terulang di masa mendatang.