PBB Mendesak Israel Akhiri Serangan ke Rumah Sakit Nasser di Gaza
Hamilton, Kanada – Presiden Majelis Umum PBB, Philemon Yang, mengecam keras serangan Israel terhadap Rumah Sakit Nasser di Jalur Gaza selatan yang terjadi pada Senin, 25 Agustus 2025. Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa, 26 Agustus, Yang menegaskan pentingnya segera menghentikan tindakan kekerasan yang mengancam keselamatan warga sipil.
“Dewan Majelis Umum PBB sangat menentang serangan ini. Pembunuhan warga sipil Palestina, jurnalis, dan tenaga medis tidak dapat diterima,” ungkap Sharon Birch, juru bicara Majelis Umum, menyampaikan pernyataan Yang. Ia juga menekankan perlunya gencatan senjata segera di Gaza, serta akses tanpa hambatan bagi organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Dalam insiden terbaru tersebut, dilaporkan setidaknya 47 warga Palestina, termasuk enam jurnalis, tewas akibat serangan udara Israel yang menargetkan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis. Kementerian Kesehatan Gaza awalnya menyatakan bahwa 20 orang tewas, di mana lima di antaranya adalah jurnalis.
Serangan yang berlangsung di lantai empat kompleks rumah sakit tersebut dilakukan dengan dua kali serangan udara. Tragisnya, serangan kedua terjadi saat tim penyelamat tiba untuk mengevakuasi para korban luka. Di antara mereka yang tewas terdapat beberapa jurnalis ternama, termasuk Hussam al-Masri dari Reuters dan Mohammad Salama dari Al Jazeera.
Sumber kesehatan menyebutkan bahwa sejumlah jurnalis lainnya, seperti Mariam Abu Dagga dan Moaz Abu Taha, juga menjadi korban dalam serangan tersebut. Selain itu, Ahmed Abu Aziz, seorang reporter lepas, dinyatakan meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.
Serangan ini menambah daftar panjang korban dalam konflik yang terus berlangsung di Gaza, di mana lebih dari 63.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat serangan militer Israel sejak Oktober 2023. Wilayah tersebut kini berada dalam keadaan krisis, dengan kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan.
Pernyataan Yang disertai dengan seruan agar para sandera yang ditawan di Gaza segera dibebaskan. Hal ini menunjukkan kepedulian internasional terhadap situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di daerah konflik.
Reaksi terhadap serangan ini tidak hanya datang dari PBB.40 Negara dan organisasi internasional lainnya juga turut mengutuk tindakan Israel. Desakan untuk menghentikan serangan dan memberikan akses kepada bantuan kemanusiaan terus mengalir.
Dengan situasi yang terus memburuk dan jumlah korban yang semakin meningkat, harapan untuk perdamaian dan keamanan di Gaza semakin tipis. Komunitas internasional kini dihadapkan pada tantangan besar untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.