Berita

Prasasti Cunggrang: Saksi Sejarah Kerajaan Mataram Di Pasuruan

Avatar photo
3
×

Prasasti Cunggrang: Saksi Sejarah Kerajaan Mataram Di Pasuruan

Sebarkan artikel ini

Prasasti Cunggrang: Warisan Sejarah yang Memperkuat Identitas Pasuruan

Pasuruan – Prasasti Cunggrang yang terletak di Dusun Sukci, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, merupakan bukti nyata dari perjalanan sejarah Kerajaan Mataram yang terjadi pada abad ke-10. Peninggalan bersejarah ini tidak hanya menjadi harta karun budaya, tetapi juga simbol identitas bagi masyarakat Pasuruan hingga saat ini.

Sebagai cagar budaya yang diakui oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, prasasti ini mendapatkan perlindungan hukum yang mewajibkan pemerintah daerah untuk merawat dan melestarikannya. Upaya pelestarian ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Pasuruan dalam menjaga warisan sejarah agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Sejarah Prasasti Cunggrang

Prasasti Cunggrang tidak dapat dipisahkan dari perubahan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram yang terjadi pada masa itu. Di abad ke-10, pusat kerajaan, yang awalnya berada di Jawa Tengah, dipindahkan ke Jawa Timur. Ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ancaman dari musuh, bencana alam, dan keinginan untuk memperluas wilayah.

Mataram pada zaman itu dipimpin oleh dua dinasti besar, Sanjaya dan Syailendra, yang secara bergantian menguasai wilayah tersebut. Perpindahan pusat pemerintahan tersebut membuat Dinasti Icana, yang dipimpin oleh Mpu Sindok, muncul sebagai penguasa baru di Jawa Timur. Mpu Sindok tidak hanya merelokasi ibu kota, tetapi juga mendirikan dasar bagi pemerintahan yang berkuasa hingga tiga abad berikutnya. Prasasti Cunggrang ditetapkan sebagai tanah sima, menegaskan peran penting Pasuruan dalam jaringan politik dan keagamaan kerajaan.

Identitas dan Kondisi Prasasti Cunggrang

Prasasti Cunggrang, yang dibuat pada 18 September 929 Masehi, berada dalam kondisi terawat. Saat ini, prasasti ini disimpan dalam sebuah cungkup di tengah permukiman Dusun Sukci. Bangunan pelindungnya dilengkapi dengan ubin yang rapi dan pagar besi, meskipun beberapa bagian prasasti mengalami keausan pada tulisannya.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa prasasti ini terbuat dari batu andesit dan memuat tulisan dalam aksara Jawa Kuno. Bagian depan prasasti mengalami kerusakan, sementara tulisan di sisi belakang masih dapat dibaca dengan jelas. Penemuan artefak lain di sekitar lokasi juga menambah nilai historis prasasti ini.

Makna Prasasti Cunggrang bagi Identitas Pasuruan

Kehadiran Prasasti Cunggrang mencerminkan pentingnya Pasuruan dalam peradaban Jawa kuno. Penetapan mata air Cunggrang sebagai tanah sima menunjukkan nilai strategis dan spiritual wilayah ini. Sebagai daerah yang kaya akan sumber air, Pasuruan berperan vital sebagai penyangga kehidupan agraris masyarakat.

Secara spiritual, penetapan tanah sima memperlihatkan keyakinan bahwa air adalah media suci yang menghubungkan manusia dengan alam pegunungan dan kekuatan ilahi. Peninggalan ini menggambarkan bahwa Pasuruan telah menjadi pusat aktivitas terorganisir sejak ratusan tahun lalu, menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki sistem sosial yang mapan.

Prasasti Cunggrang mengajak masyarakat modern untuk lebih menghargai sejarah dan warisan budaya. Ini juga memberi makna tambahan bagi identitas kota, menyadarkan kita bahwa perkembangan ekonomi dan infrastruktur bukan satu-satunya faktor penentu, tetapi juga sejarah yang kaya dan budaya yang mendalam.

Sebagai simbol abadi, Prasasti Cunggrang memperkaya rasa kebangsaan dan menegaskan eksistensi Pasuruan dalam sejarah panjang Nusantara. Hal ini menjadi semakin penting untuk dipahami oleh generasi muda sebagai bagian dari identitas dan warisan yang harus dijaga dan dilestarikan.