Berita

Prabowo Ungkap Banyak Birokrat Sembunyikan Aset, Danantara Jadi Solusi Besar

Avatar photo
2
×

Prabowo Ungkap Banyak Birokrat Sembunyikan Aset, Danantara Jadi Solusi Besar

Sebarkan artikel ini

Presiden Prabowo Subianto Soroti Penemuan Aset Tersembunyi Negara Usai Bentuk Danantara

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan keheranannya atas penemuan aset negara yang tersembunyi setelah pembentukan Daya Anagata Nusantara (Danantara). Menurutnya, nilai total aset negara yang teridentifikasi mencapai lebih dari 1.000 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 1.060 triliun. Hal ini mengindikasikan adanya praktik pengelolaan aset yang kurang transparan di kalangan birokrasi.

“Banyak di antara kita, termasuk saya, tidak menduga akan menemukan akumulasi aset sebesar ini. Ternyata, birokrasi kita cukup mahir dalam menyembunyikan aset. Dengan manajemen yang tepat, potensi ini bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Prabowo dalam sambutannya di Musyawarah Nasional (Munas) VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berlangsung pada Senin (29/9/2025).

Kehadiran Danantara, yang berfungsi sebagai Sovereign Wealth Fund atau dana kedaulatan, menjadi momentum penting dalam pengelolaan sumber daya negara. Prabowo menegaskan bahwa temuan tersebut mencerminkan perlunya evaluasi mendalam terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selama ini dinilai bermasalah.

“Dengan adanya penemuan ini, saya perintahkan untuk melakukan pembersihan di dalam BUMN. Beberapa individu tampaknya lupa bahwa mereka mengelola perusahaan negara, bukan milik pribadi. Dalam situasi merugi, mereka justru mendapat bonus, sebuah ironi yang harus segera diatasi,” tegasnya.

Dari perspektif masyarakat, penemuan aset ini membawa harapan baru bagi pengelolaan keuangan negara. Aset yang sempat tersembunyi dapat dimanfaatkan untuk program-program pembangunan yang berdampak langsung bagi rakyat. Dengan dana yang lebih transparan dan akuntabel, pemerintah diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki infrastruktur yang selama ini menjadi masalah.

Prabowo juga menyebutkan bahwa keberadaan Danantara bukan sekadar alat untuk meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga sebagai sarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Diharapkan, pengelolaan yang efektif bisa membawa Indonesia menuju tingkat daya saing global yang lebih baik.

Dalam konteks yang lebih luas, fenomena pengelolaan aset negara yang kurang transparan ini menunjukkan perlunya reformasi dalam birokrasi. Pengawasan yang lebih ketat dapat mencegah terulangnya praktik penyembunyian aset dan memastikan penggunaan dana negara untuk kepentingan publik.

Melihat situasi ini, tindakan proaktif dari pemerintah tentunya perlu diapresiasi. Namun, menciptakan sistem yang mampu mendorong transparansi dan akuntabilitas di semua level birokrasi adalah tantangan besar yang harus dihadapi selanjutnya. Diharapkan, keberadaan Danantara dan langkah-langkah lanjutan dapat menjadi titik awal bagi perubahan positif dalam pengelolaan aset Indonesia ke depan.