Internasional

Prabowo Subianto Siap Berpidato di Sidang PBB, Pertama dalam 10 Tahun untuk RI

Avatar photo
4
×

Prabowo Subianto Siap Berpidato di Sidang PBB, Pertama dalam 10 Tahun untuk RI

Sebarkan artikel ini

Prabowo Siap Berpidato di Sidang PBB, Mengakhiri Absen Jokowi Selama Sepuluh Tahun

Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akan menyampaikan pidato langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan dilaksanakan di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 23 September mendatang. Keputusan ini menandai kembalinya pemimpin Indonesia ke forum internasional ini secara langsung setelah sepuluh tahun ketidakhadiran presiden sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi), di Sidang PBB.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengonfirmasi bahwa Prabowo akan berpidato setelah Presiden Brazil, Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. “Informasi yang kami peroleh menyatakan bahwa beliau dijadwalkan berpidato pada tanggal 23 September,” ungkap Hasan saat memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Negara, Jumat (22/8).

Selama dua periode kepemimpinan Jokowi, Indonesia tidak mengirimkan presiden secara langsung ke Sidang PBB. Seluruh kehadiran Indonesia dalam forum penting tersebut hanya diwakili oleh pejabat tinggi negara, mulai dari wakil presiden hingga menteri luar negeri. Menlu Retno Marsudi pada masa Jokowi mengungkapkan bahwa ketidakhadiran presiden tidak memengaruhi posisi Indonesia dalam forum internasional, meskipun ada warganet yang berpendapat bahwa kehadiran langsung presiden dapat memberikan dampak positif terhadap diplomasi Indonesia.

Kembali ke format sidang yang dihadiri langsung oleh presiden, Prabowo berharap ini akan menjadi momentum untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam berkontribusi lebih besar di panggung dunia. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota aktif di PBB, kehadiran langsung presiden dipandang sebagai langkah untuk menguatkan posisi dan suara Indonesia dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, perdamaian, dan keamanan internasional.

Tradisi kehadiran presiden di Sidang PBB juga menjadi sarana bagi Indonesia untuk membahas isu-isu strategis dan menjalin kerjasama dengan negara-negara lain. Melalui pidato ini, Prabowo diharapkan dapat menyampaikan pandangan Indonesia mengenai berbagai tantangan global yang dihadapi saat ini, sekaligus memperkuat diplomasi multilateral.

Sidang Majelis Umum PBB menjadi salah satu ajang penting bagi negara-negara anggota untuk menyampaikan isu-isu yang menjadi perhatian dunia. Ketidakhadiran Jokowi selama sepuluh tahun di forum ini menimbulkan berbagai pendapat di masyarakat. Beberapa pihak menilai pentingnya peran pemimpin negara dalam mendiskusikan isu-isu internasional secara langsung, sedangkan yang lain menganggap pemimpin dapat tetap berkontribusi melalui wakilnya.

Dengan pidato di PBB, Prabowo berpeluang tidak hanya untuk membahas isu-isu diplomatik, tetapi juga mengajak negara-negara lain untuk lebih berkomitmen dalam kerjasama internasional. Pidato ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam berbagai forum internasional di masa mendatang.

Dalam menghadapi tantangan global, kehadiran Prabowo di PBB menjadi simbol penting bagi Indonesia untuk terus mengambil peran aktif dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan berkelanjutan. Sementara itu, masyarakat menantikan pesan-pesan strategis yang akan disampaikan oleh Presiden Prabowo dalam pidatonya nanti, yang diyakini akan mencerminkan visi Indonesia di kancah global.