Berita

Prabowo Sebut PDIP dan Gerindra Bak Kakak Beradik, Sinyal Dekatnya Hubungan Politik

Avatar photo
2
×

Prabowo Sebut PDIP dan Gerindra Bak Kakak Beradik, Sinyal Dekatnya Hubungan Politik

Sebarkan artikel ini

PDIP dan Gerindra: “Kakak Beradik” dalam Politik Indonesia

Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan kedekatan antara Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan menyebut kedua partai bagaikan “kakak beradik”. Pernyataan ini menarik perhatian publik dan politisi, terutama menjelang periode politik yang semakin dinamis di Indonesia.

Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, menekankan bahwa pernyataan Prabowo merupakan sinyal untuk menunjukkan kedekatan psikologis antara PDIP dan Gerindra. Dia menjelaskan bahwa kedekatan tersebut merujuk pada sejarah di mana Prabowo menjabat sebagai wakil Megawati Soekarnoputri saat Gerindra berdiri pada tahun 2009. “Sinyal-sinyal ini menunjukkan bahwa PDIP memiliki posisi istimewa di hati Prabowo,” jelas Deddy pada wartawan, Selasa (22/7/2025).

Politikus PDIP lainnya, Guntur Romli, menambahkan pandangannya bahwa pernyataan Prabowo mencerminkan kedekatan antara Prabowo dan Megawati. “Ini menunjukkan bahwa Prabowo mengagumi Bung Karno dan mencerminkan hubungan antara Gerindra dan PDIP sebagai partai nasionalis,” ungkapnya. Namun, Guntur menegaskan bahwa meskipun ada kedekatan, PDIP saat ini masih berada di luar pemerintahan. “Posisi PDIP sampai saat ini berada di luar pemerintahan. Jika ada perubahan, itu harus didiskusikan dalam kongres,” tambahnya.

Konteks politik Indonesia saat ini memang menarik untuk disimak. Menjelang pemilihan umum mendatang, pernyataan dari Prabowo ini dapat memengaruhi dinamika politik di level lokal dan nasional. Banyak pemilih, terutama di kalangan generasi muda, semakin menyadari pentingnya integritas dan keberlanjutan program yang dicanangkan oleh masing-masing partai. Sebuah kolaborasi antara PDIP dan Gerindra, jika terwujud, bisa menjadi jalan baru dalam menyatukan kekuatan politik demi kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya, Prabowo juga mengutip semboyan Bung Karno bahwa Indonesia harus berdiri di atas kaki sendiri. Menurutnya, visi untuk sebuah Indonesia yang lebih baik dan sejahtera adalah cita-cita bersama yang harus diwujudkan oleh semua elemen bangsa. “Saya percaya niat kita semua adalah ingin Indonesia lebih baik,” ujar Prabowo. Ini menjadi pengingat bahwa, meskipun ada persaingan politik, semua pihak harus tetap fokus pada tujuan besar untuk kesejahteraan rakyat.

Implikasi dari pernyataan ini cukup signifikan bagi masyarakat Indonesia. Dukungan terhadap sinergi antara dua partai besar bisa membuka peluang bagi lebih banyak diskusi tentang program-program yang relevan bagi kesejahteraan masyarakat. Rakyat tentu berharap agar sinyal-sinyal positif ini dapat direalisasikan dalam bentuk kebijakan yang konkret dan dapat mengubah kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, di tengah harapan akan kesepakatan, masyarakat juga harus tetap kritis. Sejarah politik Indonesia menunjukkan bahwa hubungan antar partai sering kali dipenuhi ambivalensi dan kepentingan pragmatis. Apakah “kakak beradik” ini akan benar-benar bersatu demi kepentingan rakyat atau hanya sekedar retorika politik menjelang pemilu? Hal ini menuntut perhatian lebih dari masyarakat untuk memastikan bahwa setiap langkah politik diambil atas dasar kepentingan umum dan bukan sekadar kalkulasi kekuasaan.

Dengan demikian, kedekatan yang diungkapkan Prabowo ini layak dicermati lebih dalam, terutama melihat bagaimana respon masyarakat akan berdampak pada lanskap politik menjelang pemilu mendatang. Masyarakat tidak hanya butuh janji, tetapi juga tindakan nyata untuk menggapai harapan akan masa depan yang lebih baik.