Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Muda Kemenlu Terus Berlanjut
Jakarta – Kepolisian Daerah Metro Jaya membuka peluang untuk menerima informasi baru terkait kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi pada Selasa (8/7).
Sebelumnya, keluarga Arya Daru mengungkapkan adanya kejanggalan terkait akun media sosialnya, baik WhatsApp maupun Instagram, yang masih aktif. Ade Ary menegaskan, penyelidikan akan terus mencari info dari setiap sumber yang relevan. “Kita akan mempertimbangkan informasi sekecil apapun dan melakukan pendalaman,” ujarnya.
Pihak keluarga juga didorong untuk mendatangi Polda Metro Jaya jika memiliki tambahan informasi yang dapat membantu proses penyelidikan. “Penyelidikan masih berlangsung, kami terbuka untuk semua informasi,” lanjut Ade Ary.
Keluarga Arya Daru sebelumnya melakukan konferensi pers di Yogyakarta, di mana mereka meminta agar Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan para pejabat keamanan dan Kementerian Luar Negeri untuk segera memberi penjelasan mengenai penyebab kematian putranya. Ayah Arya, Subaryono, mengekspresikan kepanikannya atas berbagai spekulasi yang beredar mengenai penyebab kematian anaknya.
Pengacara keluarga, Nicholay Aprilindo, menegaskan ketidakpuasan mereka terhadap informasi yang beredar, termasuk kiriman amplop misterius yang diterima oleh keluarga. Mereka berharap segera terungkapnya fakta-fakta dari kematian Arya Daru, agar keadilan dapat diberikan.
Arya Daru ditemukan tewas di rumah kostnya, Guest House Gondia, pada Selasa (8/7) sekitar pukul 08.10 WIB, dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Sementara itu, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengumumkan bahwa hasil penyelidikan awal menunjukkan tidak ada keterlibatan pihak lain dalam kematian Arya. Penyelidik menghadirkan sejumlah ahli dalam proses penyelidikan untuk memastikan kesimpulan ini.
Berdasarkan pemeriksaan toksikologi, polisi tidak menemukan adanya zat berbahaya di dalam tubuh Arya. Selain itu, Laboratorium Forensik Polri menyatakan tidak ada DNA atau sidik jari lain di tempat penemuan jenazah, kecuali milik Arya sendiri.
Proses penyelidikan ini terus berlanjut, dan pihak kepolisian berharap masyarakat bisa berpartisipasi dengan menyampaikan informasi yang bisa membantu pengungkapan kasus ini. Dengan terbukanya jalur komunikasi antara petugas dan keluarga, diharapkan misteri di balik kematian Arya Daru dapat segera terpecahkan dan memberi kejelasan pada masyarakat dan pihak keluarga.