Polisi Peru Tangkap Lima Tersangka Kasus Penembakan Staf KBRI Lima
Jakarta, CNN Indonesia — Lima orang tersangka yang diduga terlibat dalam penembakan Zetro Leonardo Purba, staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, telah ditangkap oleh kepolisian Peru. Penangkapan ini dilakukan dalam sebuah operasi penggerebekan yang berlangsung pada 9 September 2023.
Kelima tersangka, terdiri dari tiga warga negara Venezuela dan dua warga negara Kuba, merupakan anggota geng kriminal yang dikenal dengan nama “Los Maleantes del Cono”. Geng ini terlibat dalam berbagai kejahatan, termasuk pemerasan dan pembunuhan kontrak, dan beroperasi di wilayah Lima Norte.
Dalam operasi tersebut, unit kepolisian melakukan penggerebekan di sejumlah lokasi termasuk rumah dan hostel di San Martín de Porres. Salah satu tersangka, Jhaiker Antonio Echenagusía, alias ‘Malaco’, yang berusia 23 tahun, mengaku bertindak sebagai pengantar bagi penembak pada saat insiden terjadi. Ia menggunakan sepeda motor untuk melaksanakan tugas tersebut dan mengaku menerima imbalan sebesar 300 sol.
Dalam penggerebekan itu, pihak kepolisian juga menemukan sejumlah bahan peledak dan sebuah pistol semi-otomatis Taurus kaliber 3,80. Kepala Divisi Investigasi Perampokan, Kolonel Juan Carlos Montúfar, mengungkapkan bahwa analisis balistik menunjukkan senjata tersebut digunakan dalam penembakan Zetro. “Perbandingan peluru yang ditemukan di tubuh korban dan selongsong peluru di lokasi kejadian memberikan hasil positif. Senjata ini juga terkait dengan kasus-kasus lain sejak tahun 2019,” ujarnya.
Zetro Leonardo Purba, yang menjabat sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima, menjadi korban penembakan pada 1 September saat bersepeda di depan apartemennya di Kota Lince. Insiden ini dianggap sebagai percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh pembunuh bayaran, sebagaimana diungkap oleh Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver. Menurutnya, tidak ada barang yang dicuri dari korban, yang menunjukkan bahwa pelaku memang menargetkan Zetro secara langsung.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah mengirimkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Peru agar kasus ini diselidiki secara mendalam. Insiden tragis ini menuai perhatian dari berbagai pihak, dan Presiden Peru, Dina Boluarte, telah meminta maaf kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, sebagai tanggapan atas kejadian tersebut.
Pihak kepolisian Peru berkomitmen untuk terus melakukan penyelidikan dan memastikan bahwa semua tersangka yang terlibat dalam kasus ini diadili dengan seadilnya. Penanganan kasus ini mencerminkan keseriusan pemerintah Peru dalam menanggulangi kejahatan terorganisir dan memberikan rasa aman kepada masyarakat serta diplomat asing di negara tersebut.