Nasional

PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Tekankan Kesepakatan Tarif dengan AS

Avatar photo
2
×

PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Tekankan Kesepakatan Tarif dengan AS

Sebarkan artikel ini

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba Mundur Dari Jabatan

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu (7/9), menyatakan pentingnya mencapai kesepakatan tarif dengan Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu alasan utama dalam keputusan tersebut. Ishiba menyampaikan rasa penyesalan mendalam karena tidak dapat memenuhi ekspektasi sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP).

Dalam konferensi persnya, Ishiba menjelaskan bahwa strategi pertumbuhan ekonomi yang diterapkannya, yang berfokus pada peningkatan upah, mulai menunjukkan hasil positif. Namun, ia mengambil tanggung jawab atas kekalahan signifikan yang dialami LDP pada pemilu Majelis Tinggi yang digelar pada 20 Juli lalu. Ia berharap penerusnya dapat mempertahankan hubungan yang kuat dengan AS serta mitra strategis lainnya demi kepentingan nasional.

Keputusan Ishiba untuk mundur mencuat setelah bertemu dengan mantan Perdana Menteri Yoshihide Suga serta Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi. Pertemuan tersebut diyakini bermaksud untuk mendiskusikan langkah strategis guna mencegah terjadinya perpecahan dalam LDP. Sumber internal menyebutkan, Ishiba yang telah menjabat sejak Oktober 2024 sebelumnya bersikap menolak rencana pemilihan pimpinan LDP dan bahkan mengancam untuk membubarkan DPR demi pemilu lebih awal, hal ini memicu perdebatan di dalam partai.

Di tengah desakan dari publik dan anggotanya untuk meminta pertanggungjawaban atas hilangnya mayoritas koalisi dalam pemilu, LDP berencana mengumpulkan tanda tangan para anggotanya untuk membahas kemungkinan pemilihan presiden yang lebih cepat dari jadwal yang seharusnya pada 2027. Dalam beberapa hari terakhir, kritik terhadap Ishiba pun semakin meningkat, bahkan dari kalangan sekutunya, meski ia sebelumnya berjanji untuk tetap menjabat.

Ishiba mengambil langkah ini sebagai upaya untuk menjaga soliditas partai dan mencegah ketidakpastian lebih lanjut di tengah situasi politik dan ekonomi yang sedang berlangsung. Ia berharap keputusan ini dapat memberi kesempatan kepada LDP untuk merumuskan strategi baru yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan ke depan.

Mundurnya Ishiba dari jabatan bukan hanya berdampak di dalam partai, tetapi juga berpotensi mempengaruhi kebijakan luar negeri Jepang, terutama dalam hubungan dengan AS. Ke depannya, perhatian publik akan tertuju pada sosok pengganti yang akan meneruskan kepemimpinan LDP dan bagaimana arah kebijakan yang akan diambil.

Keputusan ini menjadi momen penting dalam sejarah politik Jepang, di mana dinamika internal partai dan tuntutan publik dapat mempengaruhi masa depan pemerintahan dan arah kebijakan di tingkat domestik serta internasional. Ishiba berharap penerusnya dapat membawa LDP pada jalur keberhasilan dan memperkuat posisi Jepang di arena global.