Penurunan Pesanan Kostum Karnaval di Blitar akibat Pembatasan Sound System
Kota Blitar mengalami penurunan signifikan dalam pesanan kostum karnaval seiring dengan pembatasan penggunaan sound system. Kebijakan ini berdampak langsung pada sektor persewaan kostum dan baju adat, menyebabkan banyak pesanan dibatalkan.
Agus Anggoro Triono, pemilik usaha persewaan kostum “Salim Kostum” di Blitar, mengungkapkan bahwa kondisi ini sangat terasa, terutama pada bulan Agustus hingga September yang biasanya ramai pesanan. “Tahun ini, banyak permintaan yang terpaksa dibatalkan karena karnaval tidak dapat diselenggarakan,” tuturnya saat dijumpai pada Rabu (13/8/2025). Meski demikian, usaha yang telah beroperasi sejak 2012 ini masih menerima permintaan dari daerah lain, termasuk Blora dan Yogyakarta, dengan total pesanan mencapai 1.000 set.
Salim menegaskan bahwa sekitar 70% kostumnya adalah buatan timnya sendiri, yang berhasil meraih omzet ratusan juta rupiah. Sayangnya, pembatasan ini tidak hanya berdampak pada penjual, tetapi juga mengurangi kegembiraan masyarakat yang merindukan suasana karnaval. Kebijakan ini patut diperhatikan oleh pemerintah daerah untuk menyeimbangkan antara keamanan dan kebutuhan budaya masyarakat.