Berita

Peringatan Hari Pramuka Nasional: Hymne Pramuka Sebagai Identitas Gerakan Pramuka Indonesia

Avatar photo
2
×

Peringatan Hari Pramuka Nasional: Hymne Pramuka Sebagai Identitas Gerakan Pramuka Indonesia

Sebarkan artikel ini

Hari Pramuka Nasional: Memperkuat Identitas dan Semangat Kebangsaan

Pada 14 Agustus 2025 mendatang, jutaan anggota Gerakan Pramuka di seluruh Indonesia akan merayakan Hari Pramuka Nasional. Peringatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan sebuah momen bersejarah yang memperkuat identitas dan nilai-nilai luhur kepanduan. Salah satu tradisi yang tak pernah absen dari peringatan ini adalah penyanyian Hymne Pramuka, lagu yang mengandung makna mendalam tentang pengabdian dan cinta tanah air.

Hymne Pramuka, yang diciptakan oleh Husein Mutahar, telah menjadi simbol kekuatan dan semangat Gerakan Pramuka. Dalam liriknya, terdapat pesan yang menekankan nilai-nilai Pancasila serta komitmen para anggota Pramuka untuk berkontribusi bagi bangsa. Lagu ini tidak hanya diperlengkapi dalam upacara yang berlangsung di sekolah-sekolah dan komunitas, tetapi juga dalam kegiatan besar seperti Jambore Nasional, menjadi penanda kebersamaan dan perjuangan anggota Pramuka.

Gerakan Pramuka resmi didirikan pada 14 Agustus 1961, setelah disahkan oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka Nasional. Dalam perjalanan waktu, lagu-lagu Pramuka diciptakan untuk memupuk persatuan dan identitas. Hymne Pramuka, yang dianggap sebagai “lagu kebangsaan” Pramuka Indonesia, tercipta dengan tujuan agar semua anggota, mulai dari siaga hingga pandega, memahami dan menerapkan nilai-nilai dalam Satya dan Darma Pramuka.

Lirik dari Hymne Pramuka menyiratkan janji dan pengabdian yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertiannya:

  1. Kami Pramuka Indonesia: Menegaskan kebanggaan sebagai anggota yang siap berkontribusi.
  2. Manusia Pancasila: Menggambarkan komitmen terhadap Pancasila sebagai landasan hidup.
  3. Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan: Menyiratkan dedikasi dan tindakan nyata untuk bangsa.
  4. Agar jaya Indonesia: Mengedepankan visi Indonesia yang makmur dan sejahtera.
  5. Indonesia Tanah airku: Menyatakan cinta yang tulus kepada tanah air.
  6. Kami jadi pandumu: Memperlihatkan tekad Pramuka untuk menjadi teladan di masyarakat.

Husein Mutahar, sosok di balik Hymne Pramuka, lahir pada 5 Agustus 1916, dikenal sebagai tokoh penting dalam kepanduan Indonesia dan pencetus gagasan Paskibraka. Di samping karya-karyanya yang menjadi lagu wajib nasional, Mutahar juga memiliki kisah heroik saat menyelamatkan Bendera Pusaka Merah Putih pada masa penjajahan Belanda.

Mutahar menjabat dalam berbagai posisi penting sepanjang hidupnya, antara lain sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI serta Duta Besar RI untuk Vatikan. Karya-karya ciptaannya, seperti “Syukur” dan “Hari Merdeka”, semakin memperkuat posisi beliau sebagai simbol semangat kebangsaan.

Dengan memahami makna di balik Hymne Pramuka, anggota Gerakan Pramuka diharapkan tidak hanya sekadar menyanyikan lagu tersebut. Mereka diharapkan mampu mengamalkan prinsip-prinsip kepanduan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nilai-nilai Pancasila dan semangat pengabdian dapat terus terjaga dan berkembang dalam masyarakat.

Peringatan Hari Pramuka Nasional menjadi ajang untuk mengingatkan seluruh warga Indonesia akan pentingnya pengabdian kepada bangsa dan negara. Semoga melalui semangat Pramuka, generasi muda Indonesia mampu membangun masa depan yang lebih baik, demi kejayaan dan kemaslahatan bangsa.