Berita

Perayaan Diwali: Festival Cahaya Rayakan Kemenangan Kebaikan dan Harapan

Avatar photo
8
×

Perayaan Diwali: Festival Cahaya Rayakan Kemenangan Kebaikan dan Harapan

Sebarkan artikel ini

Diwali, Festival Cahaya: Perayaan Harapan dan Keharmonisan di Surabaya

Surabaya – Diwali, atau Festival Cahaya, merupakan perayaan tahunan umat Hindu yang dirayakan di berbagai tempat, termasuk rumah, kuil, dan komunitas. Festival ini menjadi momen berkumpulnya keluarga, di mana rumah dihias dengan lampu tanah liat (diyas), lilin, dan rangoli. Berbagai doa dan ritual dilakukan untuk memohon berkah dari dewa-dewi, menjadikan Diwali sebagai festival yang penuh warna dan makna.

Asal-usul Diwali berasal dari India, tetapi kini dirayakan oleh komunitas India di seluruh dunia, termasuk di Nepal, Sri Lanka, Malaysia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat. Lebih dari sekadar sekumpulan kegiatan meriah, Diwali melambangkan kemenangan cahaya atas kegelapan, kebaikan atas kejahatan, dan harapan di tengah kesulitan.

Perayaan ini berlangsung selama lima hari, dimana setiap harinya memiliki makna dan ritual khusus, mulai dari memohon berkah untuk kekayaan hingga memperkuat ikatan keluarga. Dengan memadukan unsur spiritualitas, tradisi, dan kebersamaan, Diwali menjadi momen yang merayakan harmoni dan kasih sayang antar sesama, baik di India maupun di komunitas di seluruh dunia.

Sejarah Diwali

Menurut informasi dari Britannica, Diwali, yang terdapat dalam catatan sejarah sejak abad ke-3 M, telah dirayakan berabad-abad lamanya. Festival ini berasal dari tradisi lokal yang terjadi pada hari bulan baru Karttika. Catatan tertua mengenai Diwali terdapat dalam Kamasutra karya Vatsyayana yang menyebutnya sebagai Yaksharatri, malam yang dipuja untuk menghormati Kubera, dewa kekayaan. Berbagai teks kuno, seperti Purana dan catatan ilmuwan Muslim al-Bīrūnī, juga mencatat pentingnya festival ini dalam budaya India.

Ritual yang berbeda namun inti dari Diwali tetap sama: menyambut cahaya dan mengusir kegelapan. Dalam teks-teks kuno tersebut, para penganut diingatkan untuk menyalakan lampu sebagai simbol penyembahan terhadap demi-dewa, termasuk membuat rangoli untuk menyambut dewi Lakshmi, dewi keberuntungan.

Lima Hari Perayaan Diwali

Diwali bukan sekadar festival, melainkan rangkaian perayaan yang kaya akan makna. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai lima hari perayaannya:

  1. Dhanteras (18 Oktober 2025)
    Hari pertama Diwali, dianggap hari keberuntungan untuk kekayaan. Umat Hindhu membersihkan rumah, menghias dengan diyas, dan memuja Kubera. Banyak yang membeli perhiasan sebagai simbol keberuntungan.

  2. Kali Chaudas/Naraka Chaturdashi (19 Oktober 2025)
    Dedikasi untuk membersihkan diri dari energi negatif dengan menyembah Dewi Kali. Hari ini memperingati kemenangan Krishna atas Narakasura dan diingatkan untuk mendoakan arwah leluhur.

  3. Lakshmi Puja (20-21 Oktober 2025)
    Hari ketiga adalah puncak Diwali, di mana umat memohon berkah Dewi Lakshmi. Keluarga berkumpul, berpesta, dan merayakan dengan kembang api.

  4. Govardhan Puja (22 Oktober 2025)
    Memperingati prestasi Dewa Krishna yang melindungi penggembala dari hujan. Hari ini juga sebagai momen rasa syukur kepada Ibu Pertiwi.

  5. Bhai Dooj (23 Oktober 2025)
    Merayakan ikatan persaudaraan, di mana saudari mendoakan kakaknya dan mendapatkan hadiah sebagai simbol kasih sayang.

Diwali mencerminkan nilai kekerabatan, persatuan, serta harapan dalam kehidupan. Tradisi ini menjadi berbagai aktivitas sosial, termasuk mengunjungi kerabat, bertukar hadiah, dan memberi sedekah. Masyarakat Indonesia, khususnya di daerah dengan populasi Hindu, merasakan dampak positif dari Diwali, yang menumbuhkan rasa saling menghormati dan memahami antarsuku di negeri yang beragam ini.