Suroso: Menghidupkan Seni Barongan sebagai Ladang Rezeki di Sanankulon
Suroso, perajin barongan asal Desa Gledug, Kecamatan Sanankulon, tetap melestarikan seni ukir tradisional yang semakin tergerus oleh modernisasi. Sejak 2015, ia telah menghasilkan ratusan karya ukiran barongan, menjadikannya sebagai sumber penghidupan.
Dengan semangat yang besar, Suroso mengingat perjalanan awalnya sebagai tukang desain di sebuah hotel. Kini, di rumah kontrakannya yang sederhana, ia fokus menciptakan barongan dari kayu. “Awalnya, saya hanya membuat layangan. Namun, permintaan desain barongan dari seorang pelanggan di Nganjuk mengubah segalanya,” kenangnya.
Seni ukir barongan bukan hanya sekadar pekerjaan bagi Suroso, tetapi juga wujud syukur atas warisan budaya yang harus terus dijaga. Dalam konteks sosial-politik yang melekat, keberadaan perajin seperti Suroso diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mempertahankan warisan budaya Indonesia, di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
Dengan setiap ukiran yang dihasilkan, Suroso tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian lokal, tetapi juga menyangga identitas budaya Indonesia yang kian memudar. Melalui karya-karyanya, ia menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan meneruskan seni tradisional Indonesia.