Internasional

Penjara Halden: Fasilitas Mewah Norwegia Fokus pada Rehabilitasi Tahanan

Avatar photo
4
×

Penjara Halden: Fasilitas Mewah Norwegia Fokus pada Rehabilitasi Tahanan

Sebarkan artikel ini

Penjara Halden, Model Rehabilitasi Tahanan di Norwegia

Jakarta, CNN Indonesia – Penjara Halden di Norwegia menjadi perhatian dunia berkat desain yang lebih menyerupai hotel bintang lima daripada lembaga pemasyarakatan pada umumnya. Terletak di tengah hutan blueberry dan pohon pinus, penjara ini didirikan dengan konsep rehabilitasi yang lebih mengutamakan perbaikan karakter narapidana daripada sekadar menghukum.

Halden merupakan salah satu penjara termewah di dunia, menawarkan fasilitas modern bagi setiap tahanan. Masing-masing tahanan memiliki sel pribadi yang dilengkapi toilet, kamar mandi, kulkas, televisi layar datar, dan meja kerja. Dari jendela sel, mereka dapat menikmati pemandangan hutan yang menakjubkan. Ruang komunal pun tak kalah menarik, dengan sofa nyaman dan dapur modern yang rapi.

Reformasi besar-besaran dalam sistem pemasyarakatan Norwegia yang dimulai pada awal 1990-an menjadi latar belakang kemewahan ini. Tujuan utama reformasi adalah mengalihkan fokus dari balas dendam dan pengekangan menuju rehabilitasi. Seperti yang diungkapkan Are Hoidal, kepala penjara Halden, “Kami tidak ingin kemarahan dan kekerasan di tempat ini. Kami ingin tahanan yang tenang dan damai.”

Hoidal menjelaskan bahwa sebelum reformasi, sistem penjara di Norwegia cenderung keras, dengan tingkat residivisme mencapai 60-70 persen, mirip dengan angka di Amerika Serikat. Namun, setelah penyesuaian dilakukan, angka tersebut menurun drastis menjadi hanya 20 persen dalam dua tahun pertama setelah bebas. “Dengan cara ini, kami membantu mereka menjadi individu yang lebih baik,” tambah Hoidal.

Peran petugas penjara di Halden sangat berbeda dari seperti biasanya. “Kami bukan penjaga, kami adalah pembimbing, pelatih, dan panutan,” ungkap Hoidal. Interaksi antara petugas dan tahanan sangat dijunjung tinggi, mulai dari makan bersama hingga melakukan aktivitas rekreasi seperti voli dan yoga. “Kami menyebut ini ‘keamanan dinamis’,” jelasnya. Kehangatan hubungan tersebut diyakini dapat memfasilitasi motivasi dan perubahan positif pada narapidana.

Meskipun biaya per tahun untuk satu tempat tinggal di Halden mencapai sekitar £98.000, Hoidal menegaskan bahwa investasi tersebut sepadan dalam mencegah terulangnya perilaku kriminal. Tidak ada kawat berduri atau pagar listrik yang terlihat; penjara ini dikelilingi tembok beton setinggi 7 meter dengan sistem keamanan yang ketat, termasuk sensor gerak. “Sejauh ini, belum ada yang pernah mencoba melarikan diri,” ujarnya.

Kenyamanan yang ditawarkan di Halden seringkali memicu pertanyaan tentang apakah itu terlalu berlebihan. Seorang jurnalis yang mengunjungi penjara tersebut mengungkapkan keraguan akan kemewahan fasilitas yang ada. Merespon hal ini, Hoidal menjelaskan, “Tidak mudah kehilangan kebebasan. Di Norwegia, hukuman hanya sebatas mencabut kebebasan seseorang, sementara hak-hak lainnya tetap dijaga,” jelasnya. Narapidana di Norwegia masih diizinkan untuk mengikuti pemilu, mengakses pendidikan, dan mendapatkan layanan kesehatan.

Dengan pendekatan ini, Norwegia menunjukkan bahwa rehabilitasi dapat dilakukan tanpa mengorbankan kemanusiaan, memberikan harapan kepada narapidana untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik.