Nasional

Pendidikan Ponpes Al Khoziny Kembali Normal Usai Musibah Ambruknya Mushala

Avatar photo
13
×

Pendidikan Ponpes Al Khoziny Kembali Normal Usai Musibah Ambruknya Mushala

Sebarkan artikel ini

Proses Hukum Pasca Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny: Pihak Ponpes Hormati Prosedur yang Berjalan

Sidoarjo, Jawa Timur – Pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny menyampaikan komitmen untuk menghormati proses hukum yang sedang berlangsung pasca ambruknya bangunan mushala pada 29 September 2025, yang mengakibatkan 63 santri meninggal dunia. Kiai Haji Zainal Abidin, selaku perwakilan ponpes dan Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny, mengungkapkan bahwa mereka siap mendampingi aparat kepolisian dalam penyidikan kasus tersebut.

Zainal menegaskan bahwa pihaknya telah menunjuk pengacara untuk mendampingi proses hukum yang sedang berlangsung di Kepolisian Daerah Jawa Timur. “Kami akan terus mengikuti prosedur hukum oleh kepolisian. Terkait siapa saja yang dimintai keterangan, kami sudah menunjuk beberapa pengacara untuk mendampingi proses hukum yang ada,” tutur Zainal pada Jumat.

Dalam upaya menjaga keamanan dan kelancaran penyelidikan, Ponpes Al Khoziny telah mengamankan area sekitar bangunan mushala yang ambruk. Garis polisi telah dipasang di sekeliling wilayah yang terdampak, termasuk asrama santri putra dan ruang kelas, untuk mencegah masuknya pihak tidak berwenang. Zainal memastikan bahwa hingga saat ini, tidak ada yang diperbolehkan memasuki area yang aman demi kelancaran proses hukum.

Kegiatan operasional pondok pesantren akan segera dilanjutkan di luar bangunan utama, yang masih dalam status area terlarang. “Semua sebagai bentuk keterbukaan dan penghormatan terhadap proses hukum yang sedang berjalan,” tandasnya.

Zainal juga menyatakan bahwa pihak ponpes akan menyerahkan seluruh urusan hukum kepada pihak berwenang, termasuk penilaian dari para ahli konstruksi untuk menanggapi isu mengenai kelayakan struktur bangunan mushala tersebut. Jika hasil penilaian mengharuskan perbaikan atau pembongkaran bangunan lain di sekitar lokasi, pihak ponpes menyatakan siap melaksanakan rekomendasi tersebut demi menjaga keamanan seluruh fasilitas ponpes.

Setelah tragisnya insiden tersebut, Ponpes Al Khoziny merencanakan untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar. Santri dijadwalkan kembali ke pondok pada Jumat malam, termasuk mereka yang belajar di jenjang pendidikan tinggi dan Madrasah Aliyah serta Madrasah Tsanawiyah. Kegiatan pendidikan akan dipusatkan di Gedung Kuliah 2 Institut Agama Islam Al Khoziny Fakultas Syari’ah, yang saat kejadian berfungsi sebagai posko gabungan Basarnas.

Zainal berharap dengan pembukaan kembali kegiatan belajar mengajar, santri dapat melanjutkan proses pendidikan dalam suasana yang lebih kondusif. “Kami berkomitmen untuk memastikan kesehatan dan keselamatan santri dan karyawan selama proses ini,” ujarnya.

Pihak ponpes menekankan pentingnya keterbukaan informasi dan koordinasi yang baik selama proses hukum ini sejalan dengan harapan masyarakat untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut. Diharapkan, penyelidikan yang transparan dapat mengungkap penyebab utama ambruknya bangunan mushala sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan keselamatan di lingkungan pendidikan agama.