Lebih dari 50 Warga Nigeria Diculik dalam Penculikan Massal di Zamfara
Jakarta, CNN Indonesia — Penculikan massal terjadi di negara bagian Zamfara, Nigeria bagian barat laut, pada Jumat (1/8), di mana lebih dari 50 warga dilaporkan diambil oleh sekelompok bandit bersenjata. Laporan ini berasal dari pemantauan konflik yang disusun untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dipublikasikan oleh AFP pada Minggu (3/8).
Serangan ini menargetkan desa Sabon Garin Damri, semakin menambah daftar panjang insiden kejahatan yang meresahkan masyarakat di wilayah tersebut. Penculikan untuk meminta tebusan telah menjadi salah satu industri yang menjamur di Nigeria, terutama di bagian utara, yang menghadapi peningkatan kekerasan oleh geng-geng kriminal. Ini merupakan insiden “penangkapan massal” pertama di tahun ini di pemerintahan lokal Bakura.
Laporan yang disiapkan untuk PBB menunjukkan kekhawatiran serius mengenai tren penculikan yang semakin meningkat. “Pergeseran strategi bandit menuju serangan skala besar di Zamfara utara sangat mencolok,” ungkap laporan tersebut.
Krisis penculikan di Nigeria berkaitan erat dengan konflik berkepanjangan antara penggembala dan petani terkait hak atas tanah dan air. Dari konflik tersebut, munculnya kejahatan terorganisir di kalangan geng bersenjata menjadi penyebab utama makin parahnya situasi. Geng-geng ini tidak hanya menculik, tetapi juga melakukan penjarahan dan memungut pajak dari komunitas pedesaan yang sudah lama diabaikan oleh pemerintah.
Dampak dari kekerasan ini sangat merugikan masyarakat. Banyak warga terpaksa meninggalkan lahan pertanian mereka, yang semakin memperburuk krisis malnutrisi di kawasan barat laut Nigeria. Perubahan iklim dan penurunan bantuan internasional semakin memperburuk keadaan tersebut. Bulan lalu, para bandit di Zamfara dilaporkan membunuh 33 orang yang mereka culik meskipun telah menerima tebusan sebesar US$33.700. Selain itu, tiga bayi dilaporkan meninggal dunia selama ditahan.
Sejak 2011, situasi di Nigeria bagian barat laut semakin parah seiring dengan meningkatnya perdagangan senjata dan ketidakstabilan di wilayah Sahel. Geng-geng bersenjata ini memanfaatkan kondisi keterpurukan ekonomi dan kemiskinan yang melanda masyarakat pedesaan. Selain penculikan, mereka juga terlibat dalam pencurian ternak dan pemungutan pajak dari petani dan penambang artisanal.
Kekerasan ini telah meluas dari barat laut ke wilayah utara-tengah Nigeria dalam beberapa tahun terakhir. Dalam sebuah operasi terbaru, tentara Nigeria berhasil menewaskan setidaknya 95 anggota geng bersenjata dalam baku tembak dan serangan udara di negara bagian Niger. Namun, meski ada upaya koordinasi yang lebih baik antara militer dan angkatan udara, banyak serangan udara yang malah menewaskan ratusan warga sipil.
Motivasi utama para bandit adalah uang, namun mereka juga menjalin hubungan dengan kelompok pemberontak yang telah melakukan pemberontakan bersenjata di wilayah timur laut selama 16 tahun terakhir. Ketua organisasi pengamat konflik menggarisbawahi bahwa situasi ini memerlukan perhatian internasional guna mencegah krisis kemanusiaan yang lebih luas di Nigeria.