Pemerintah DKI Jakarta Fokus Penanganan Banjir Jangka Menengah melalui Normalisasi Sungai Ciliwung
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah berupaya menyelesaikan masalah banjir dengan pendekatan jangka menengah, menekankan pentingnya normalisasi Sungai Ciliwung sebagai langkah utama. Hal ini disampaikan oleh Pramono, pejabat terkait, dalam upaya mitigasi jangka panjang pascabencana banjir yang kembali melanda Jakarta.
Pada Selasa pagi, 5 Agustus, sejumlah wilayah di Jakarta Timur mengalami genangan air setelah hujan lebat yang mengguyur wilayah DKI sejak Senin sore. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat setidaknya 12 rukun tetangga (RT) terdampak akibat luapan Sungai Ciliwung. Kenaikan status Bendung Katulampa menjadi Waspada/Siaga 3 yang terjadi pada pukul 16.30 WIB pada hari yang sama juga menjadi penyebab utama terjadinya genangan.
Pramono menegaskan bahwa langkah-langkah darurat yang hanya bersifat temporer tidak akan menyelesaikan akar masalah ini. “Saya lagi konsentrasi untuk penanganan yang jangka menengah. Maka untuk itu, normalisasi Ciliwung menjadi hal yang utama,” ujarnya.
Penanganan banjir di Jakarta bukanlah isu baru. Kota ini sering kali terjebak dalam siklus banjir tahunan, yang sering kali disebabkan oleh faktor cuaca, urbanisasi yang pesat, serta minimnya ruang terbuka hijau. Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah telah mengidentifikasi sejumlah proyek strategis yang diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di masa depan.
Normalisasi Sungai Ciliwung menjadi sorotan utama dalam rencana ini. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas aliran sungai, memperlancar drainase, dan mengurangi genangan di permukiman. Pendekatan ini juga sejalan dengan program penghijauan dan revitalisasi taman kota guna meningkatkan daya tampung air tanah.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, menambahkan bahwa upaya pemantauan dan peringatan dini akan terus ditingkatkan. “Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari potensi cuaca ekstrem,” ungkapnya.
Banjir yang melanda Jakarta baru-baru ini menyadarkan kembali masyarakat akan pentingnya kesadaran terhadap lingkungan dan keterlibatan publik dalam menjaga kebersihan sungai. Diharapkan, masyarakat dapat lebih aktif berpartisipasi dalam program-program lingkungan dan menyadari bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem.
Dengan langkah-langkah yang lebih terarah dan keberlanjutan, pemerintah berharap masyarakat DKI Jakarta dapat hidup dengan lebih nyaman dan aman dari ancaman banjir pada masa mendatang. Namun, semua upaya tersebut memerlukan dukungan semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan serta menanggulangi ancaman bencana secara efektif.