Pembangunan Ballroom di Gedung Putih Dimulai, Trump Janjikan Pelestarian Sejarah
Jakarta, CNN Indonesia – Pembangunan ballroom baru di Gedung Putih resmi dimulai pada Senin, 20 Oktober 2023. Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah perobohan Sayap Timur Gedung Putih, sebuah bagian bersejarah yang telah ada sejak tahun 1942. Proyek ini dilakukan dengan menggunakan alat berat yang beroperasi di lokasi.
Sayap Timur yang selama ini berfungsi sebagai kantor Ibu Negara, teater, serta pintu masuk bagi tamu kehormatan ini terpaksa dirubuhkan untuk memberikan ruang bagi ballroom yang direncanakan. Estimasi biaya pembangunan proyek ini mencapai US$250 juta atau setara dengan sekitar Rp4,1 triliun. Biaya tersebut akan ditanggung oleh Presiden Trump dan sejumlah donatur.
Dalam pernyataannya, Trump menegaskan komitmennya terhadap pelestarian nilai sejarah Gedung Putih. “Saya berjanji, pembangunan ballroom ini tidak akan menggangu integritas dan nilai sejarah dari Gedung Putih,” ujar Trump. Ia juga menyatakan bahwa ballroom tersebut akan menjadi tempat yang layak untuk menjamu tamu-tamu penting negara serta menjadi tambahan yang berharga bagi Gedung Putih.
Pembangunan ballroom ini turut menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat dan kalangan arsitektur. Beberapa pihak mengungkapkan keprihatinan bahwa perobohan Sayap Timur bisa berpotensi merusak nilai sejarah yang ada. Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan bagaimana cara proyek ini dilaksanakan agar tidak hanya mempertahankan fungsi baru, tetapi juga menghormati warisan sejarah Gedung Putih.
Gedung Putih sendiri merupakan simbol penting bagi Amerika Serikat, tidak hanya sebagai tempat tinggal Presiden, tetapi juga sebagai pusat kegiatan politik dan diplomatik. Oleh karena itu, setiap perubahan besar yang terjadi di sana selalu menjadi perhatian publik dan media.
Seiring dengan dimulainya proyek pembangunan ini, pengawasan dari berbagai pihak diharapkan dapat memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap mempertimbangkan ritus sejarah dan budaya yang melekat pada Gedung Putih. Proyek ini diharapkan dapat memperkuat tampilan visual Gedung Putih, sekaligus memberikan nilai tambah pada kapasitas fungsi ruang untuk acara-acara asing maupun domestik.
Sejumlah pakar menyarankan agar pemerintah terus berkomunikasi dengan masyarakat mengenai perkembangan proyek ini. Dengan adanya transparansi, diharapkan dapat mengurangi potensi kontroversi yang mungkin muncul selama proses pembangunan berlangsung.
Pembangunan ballroom ini diproyeksikan selesai dalam waktu yang belum diumumkan dan diyakini akan menarik perhatian baik dari domestik maupun internasional. Sementara itu, para pengamat politik dan penggiat warisan budaya akan terus memantau perkembangan proyek, baik dari sisi pelestarian warisan sejarah maupun kontribusinya dalam kegiatan diplomatik yang akan datang.
Dengan langkah berani ini, Presiden Trump menunjukkan komitmennya untuk melakukan perubahan besar di Gedung Putih, meskipun tantangan dan kritik tetap akan terus mengisi koridor opini publik seiring berjalannya waktu.
Proyek pembangunan ballroom ini adalah langkah yang mencerminkan ambisi Trump dalam menciptakan tempat yang lebih representatif bagi Amerika Serikat, tetapi juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam diskursus mengenai sejarah dan identitas bangsa.








