Berita

Pelaku Residivis Bunuh Driver Ojol Wanita Ditemukan Terbungkus Kardus di Surabaya

Avatar photo
2
×

Pelaku Residivis Bunuh Driver Ojol Wanita Ditemukan Terbungkus Kardus di Surabaya

Sebarkan artikel ini

Surabaya – Penemuan mayat seorang wanita pengemudi ojek online (ojol) yang terbungkus kardus dan plastik di pinggir jalan, mengguncang masyarakat Surabaya. Korban, yang dikenal bernama SAC, berusia 30 tahun, ditemukan dalam kondisi mengenaskan pada Minggu pagi, 27 Juli 2025, di Jalan Kedamean, Gresik. Penahanan pelaku, Syahrama, yang merupakan residivis kasus pembunuhan sebelumnya, menambah kecemasan di kalangan warga.

Syahrama, yang baru saja dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukuman 10 tahun atas pembunuhan remaja pada tahun 2008, kembali melakukan aksi keji. Menurut keterangan Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu, Syahrama tidak menunjukkan penyesalan dan bahkan mampu mengulangi perbuatannya hanya beberapa tahun setelah dibebaskan. Ia terlibat dalam pembunuhan SAC dengan cara brutal sebelum membuang jenazahnya di pinggir jalan.

Kondisi mayat SAC yang ditemukan terbungkus dalam kardus dan plastik hitam akibat tindak kekerasan yang dialaminya, membuat komunitas sekitar merasa ketakutan. Warga yang menemukan jasad tersebut saat sedang mencari rumput mengungkapkan bahwa pemandangan itu sangat mengerikan. Menurut Sakur, salah satu warga, “Saya tidak pernah menyangka ada kejadian sekejam ini di daerah kami.”

Proses penangkapan Syahrama berlangsung dramatis. Tim dari Polres Gresik mengepung lokasi di rumah kontrakannya di Menganti pada 29 Juli 2025. Saat hendak ditangkap, pelaku melawan dan mencoba melarikan diri, sehingga pihak kepolisian terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menembak kedua kakinya. “Kami tidak memiliki toleransi terhadap tindakan kriminal seperti ini,” tegas AKP Abid Uais Al-Qarni, Kasat Reskrim Polres Gresik.

Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa Syahrama tidak sendirian dalam aksinya. Ia meminta bantuan seorang teman untuk membawakan mayat korban di sepeda motornya, dengan alasan membawa ‘bungkusan’ yang berisi hasil pertanian. Sikap pelaku yang licik ini menunjukkan betapa rendahnya rasa kemanusiaannya.

Kekhawatiran di kalangan masyarakat semakin meningkat karena kemampuan pelaku untuk melakukan kejahatan serupa. Selain itu, pihak kepolisian masih memburu ponsel milik korban yang diduga dibuang oleh Syahrama. Pembunuhan ini mencerminkan realitas suram mengenai tingkat kejahatan dan ketidakamanan yang masih mengintai masyarakat, terutama bagi perempuan yang bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Secara lebih luas, tragedi ini mendorong diskusi mengenai perlunya langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif di tingkat masyarakat. Keselamatan pengemudi ojol, yang semakin banyak dicari, menjadi prioritas utama bagi otoritas dan perusahaan penyedia layanan. Komunitas setempat mulai bersuara, menuntut peningkatan kewaspadaan serta penggunaan teknologi untuk menjaga keamanan pengemudi.

Masyarakat berharap agar hukum dapat memberikan efek jera kepada pelaku kejahatan, khususnya yang menyebabkan kehilangan nyawa. Kasus Syahrama menjadi pengingat bahwa tantangan dalam menjaga ketertiban dan keamanan masih sangat nyata di Indonesia. Kejadian seperti ini harus dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan kejahatan.

Dengan ancaman hukuman berat yang menanti Syahrama, masyarakat menantikan hasil dari proses hukum yang akan menjawab rasa keadilan bagi korban dan keluarganya. Diharapkan dengan penanganan yang tegas dari pihak berwenang, ketenteraman di lingkungan masyarakat dapat terjaga.