Berita

Paralayang Blitar Terancam Vakum, Atlet Menunggu Perhatian Pemerintah

Avatar photo
4
×

Paralayang Blitar Terancam Vakum, Atlet Menunggu Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Blitar Terancam Kehilangan Cabor Paralayang karena Keterbatasan Peralatan

Kondisi cabor paralayang di Kabupaten Blitar kini menghadapi ancaman serius setelah seluruh aktivitas latihan terpaksa dihentikan. Hal ini disebabkan oleh kerusakan parah pada peralatan utama, khususnya parasut, yang dinilai sudah berbahaya untuk digunakan. Jika masalah ini tidak ditangani segera oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar, masa depan para atlet berprestasi di cabang olahraga ini bisa terancam.

Ketua Paralayang Kabupaten Blitar, Bayuk Marsudi, menjelaskan bahwa keadaan parasut saat ini sangat memprihatinkan. Banyak parasut yang mengalami porositas, yaitu kondisi di mana serat kain sudah terlalu renggang, sehingga tidak mampu menahan udara dengan optimal. “Untuk sementara waktu, tidak ada kegiatan sama sekali. Kami tidak bisa terbang dengan parasut yang sudah tidak layak,” ungkap Bayuk dalam pernyataannya pada Sabtu, (4/10/2025).

Menjalani aktivitas paralayang dengan parasut yang rusak sama dengan mempertaruhkan keselamatan. Keselamatan penerbangan yang menurun membuat para atlet tidak bisa berlatih, melakukan uji terbang, dan mengikuti kompetisi resmi. Bayuk menegaskan pentingnya perhatian serius dari Pemkab Blitar dalam masalah ini. “Kami berharap pihak terkait seperti Pemkab, Dispora, dan KONI dapat memberikan solusi. Jika tidak ada tindakan hingga tahun depan, kami terpaksa menonaktifkan cabor ini,” tegasnya.

Bayuk menambahkan bahwa untuk memulai kembali aktivitas latihan dan kompetisi, setidaknya mereka membutuhkan empat unit parasut baru yang memenuhi standar keamanan. “Kalau semua atlet bisa aktif kembali, minimal butuh empat parasut baru,” jelasnya.

Cabor paralayang Kabupaten Blitar bukan hanya sekadar olahraga; mereka memiliki rekam jejak prestasi yang cukup cemerlang di berbagai ajang, baik tingkat provinsi maupun nasional. Kehilangan potensi ini menjadi perhatian utama bagi atlet dan penggemar olahraga lokal. “Kami sangat berharap pemerintah dapat segera merespons, agar Blitar tidak kehilangan potensi di cabor ini,” pungkas Bayuk.

Situasi ini menjadi refleksi bagi pemerintah daerah tentang pentingnya investasi dalam olahraga berisiko tinggi. Dalam konteks masyarakat Indonesia, keberadaan cabor paralayang yang aktif dapat meningkatkan kebanggaan daerah sekaligus memperkaya ragam budaya olahraga di tanah air. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan kelangsungan dan perkembangan atlet muda di Kabupaten Blitar.

Dengan ancaman vakumnya aktivitas olahraga ini, masa depan cabor paralayang di Blitar sekarang berada di ujung tanduk. Atlet dan pelatih berharap agar pemerintah segera memberikan perhatian yang layak, demi menyelamatkan dan menghidupkan kembali potensi luar biasa yang ada.